Bisnis.com, JAKARTA - Grup Sinar Mas PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menjelaskan strategi yang akan diterapkan guna mendorong kinerja positif untuk sisa akhir tahun 2022.
Direktur Smartfren Gisela Lesmana mengatakan dari sisi topline FREN harus tumbuh lantaran industri telekomunikasi merupakan industri padat modal. Hal ini membuat FREN harus mampu mencapai skala ekonomi secara penuh.
“Pertama, itu akan transaksi ke laba operasional nanti disamping itu strategi yang tumbuh itu kan Alibaba,” ujar Gisel kepada Bisnis dikutip pada Sabtu (12/11/2022).
Sebelumnya diberitakan, perusahaan e-commerce entitas Alibaba, Lazada dikabarkan menjadi pemegang 6 persen saham FREN. Hal ini menyusul penjualan saham FREN oleh pemegang saham pengendali, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA).
Lebih lanjut, Gisel mengatakan FREN akan terus memperbaiki produk yang ditawarkan dengan mempelajari pola konsumsi pasar. Selain market study, market behaviour disebut menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas produk. Hal ini kemudian juga didukung dengan adanya big data untuk melakukan pemetaan pelanggan.
Menurut Gisel, pelayanan kepada pelanggan harus ditingkatkan dalam menjual produk. Hal ini disebut akan meningkatkan loyalitas dari pelanggan yang ada karena produk dinilai dapat menjawab kebutuhan pelanggan dari masa ke masa.
Baca Juga
Gisel juga menilai kebutuhan pelanggan akan telekomunikasi akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Perubahan ini dapat berupa style maupun trend yang sedang beredar di masyarakat.
Selain meningkatkan produk, Gisel menilai FREN perlu melakukan efisiensi pembiayaan. Manajemen akan berupaya untuk menjaga pertumbuhan beban agar berada di level yang optimal.
“Kebutuhan capex kan juga besar. Jadi opex itu harus dibarengi dengan baik supaya bisa translate ke bawah,” ujar Gisel.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, FREN mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp8,28 triliun hingga kuartal III/2022. Pendapatan usaha ini meningkat 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,64 triliun.
Pendorong dari pendapatan usaha ini adalah pendapatan dari jasa telekomunikasi, yakni pendapatan data senilai Rp7,42 triliun. Sementara itu, pendapatan nondata FREN adalah sebesar Rp211,5 miliar, jasa interkoneksi sebesar Rp215,8 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp435,3 miliar.
Laba bersih FREN juga tercatat ikut naik menjadi Rp1,64 triliun, berbalik dari rugi bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp441,7 miliar. Bahkan, laba bersih ini jauh melampaui capaian semester I/2022 yang sebesar Rp54,6 miliar atau melesat 2.908 persen secara kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter).
Penyebabnya, yakni keuntungan dari investasi dalam saham yang mencapai Rp1,62 triliun. Di periode yang sama tahun lalu, keuntungan FREN dari investasi dalam saham ini hanya Rp88,35 miliar.
Dalam laporan keuangannya, FREN menjelaskan melakukan investasi saham pada PT Nuri Gaya Citra dan PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) alias Moratelindo.