Bisnis.com, RIAU - Produsen serat, pulp dan kertas yang beroperasi di Provinsi Riau, APRIL Group membagikan tata kelola berkelanjutan perusahaan yang erat kaitannya dengan mitigasi iklim dalam panel Net Zero Summit, yang menjadi rangkaian acara B20 di Bali, 11/11/2022.
Sihol Aritonang, Direktur Utama Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan unit operasional APRIL Group mengatakan dampak perubahan iklim kini menjadi potensi risiko yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang harus dikelola sebagaimana risiko bisnis lainnya.
“Secara eksternal, semakin banyak tuntutan kepada bisnis untuk mengungkapkan rencana keberlanjutannya dan tanggap untuk mengatasi masalah iklim. Bisnis diharapkan dapat banyak berkontribusi dalam pencapaian target iklim tersebut dan inilah yang kami lakukan di APRIL,” ujar Sihol dalam panel, Jumat (11/11/2022).
Di APRIL, Sihol menjelaskan bahwa perusahaan penghasil kertas "PaperOne" ini memiliki Komite Manajemen Eksekutif yang memimpin penerapan keberlanjutan dan mitigasi iklim yang diimplementasikan dalam setiap divisi bisnis, mulai dari fiber operations hingga pengembangan masyarakat.
Selain itu, APRIL memiliki kelompok independen yang terdiri dari ahli kehutanan dan social Stakeholder Advisory Comitee (SAC) yang mengawasi pelaksanaan komitmen keberlanjutan APRIL dan memberikan masukan mengenai mitigasi iklim untuk bisnis.
Sihol mengatakan target dan aksi nyata APRIL2030, yang merupakan komitmen keberlanjutan satu dekade APRIL juga turut mendorong percepatan pengembangan tata kelola mitigasi iklim di perusahaan. Lewat implementasi APRIL2030, APRIL mempraktikkan tata kelola untuk pengambilan keputusan strategis misalnya mengenai peningkatan energi terbarukan dalam bauran energi di operasional APRIL dan implementasi program konservasi dan restorasi perusahaan.
“Kedepannya, kami memfokuskan upaya mengelola dampak terkait iklim dan memastikan bahwa dampak tersebut terintegrasi ke dalam strategi dan manajemen risiko perusahaan. Perubahan iklim memang “berbiaya” tetapi ekonomi rendah karbon juga membuka peluang bagi pelaku bioekonomi seperti kami,” ujar Sihol.
Proses memasukan tata kelola iklim dalam governance perusahaan sendiri bergantung terhadap empat hal, yakni struktur tata kelola yang memfokuskan agenda keberlanjutan dan mitigasi iklim, mengidentifikasi dan menilai risiko dan peluang terkait iklim yang dikembangkan dalam komitmen APRIL 2030 perusahaan.
Dua lainnya, yakni integrasi risiko dan peluang terkait perubahan iklim ke dalam strategi perusahaan, proses manajemen risiko, dan keputusan investasi serta menjaga dialog dengan multistakeholder untuk upaya pembelajaran.
APRIL Group sendiri dikenal sebagai perusahaan yang aktif melakukan upaya mitigasi iklim, utamanya dalam mendukung pemerintah untuk mencapai net sink pada 2030 dari industri kehutanan atau FOLU (Forest and Other Land Uses) Net Sink.
Di hulu, komitmen tersebut dilakukan dengan melakukan konservasi kawasan, perlindungan keanekaragaman hayati, dan menerapkan kebijakan zero tolerance pada deforestasi. Di hilir, APRIL Group beralih pada penggunaan bahan bakar yang terbarukan serta berinvestasi pada teknologi sirkular.
Sebagai salah satu produsen produk bio-based berkelanjutan di dunia, APRIL Group punya visi keberlanjutan APRIL2030, yang salah satu targetnya adalah mencapai Iklim Positif yang salah satunya menargetkan penggunaan 90% energi terbarukan untuk kebutuhan pabrik, yang mana saat ini telah mencapai 87% berdasarkan audit terakhir yang dilakukan.
APRIL juga bekerjasama dengan KPMG PRI untuk memberikan assurance atas tata Kelola pengelolaan lahan dan komitmen keberlanjutannya.