Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Bisnis 27 di Zona Merah Tertahan Saham PTBA dan AMRT

Indeks Bisnis-27 dibuka di zona merah tertahan pelemahan saham PTBA dan AMRT dengan melemah 0,43 persen ke level 578,04 pada perdagangan Rabu (19/10/2022).
Alat stacker-reclaimer batu bara milik PT Bukit Asam Tbk. (PTBA)/Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho
Alat stacker-reclaimer batu bara milik PT Bukit Asam Tbk. (PTBA)/Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Bisnis-27 dibuka di zona merah tertahan pelemahan saham PTBA dan AMRT dengan melemah 0,43 persen ke level 578,04 pada perdagangan Rabu (19/10/2022).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama dengan harian Bisnis Indonesia ini turun 2,5 poin. Indeks bergerak di kisaran 580,54 hingga 577,28 sepanjang perdagangan.

Dari 27 konstituen, terdapat 7 saham yang dibuka naik ke zona hijau, 7 saham stagnan, dan 13 saham lainnya parkir di zona merah.

Emiten BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memimpin pelemahan indeks dengan turun 6,06 persen atau 240 poin ke level 3.720. Selanjutnya, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) turun 2,96 persen ke level 2.620.

Emiten lainnya yang melemah di antaranya UNTR, TBIG, CPIN, BMRI, dan BBCA yang melemah masing-masing 1,25 persen, 1,18 persen, 0,92 persen, 0,79 persen dan 0,60 persen.

Sementara itu, saham-saham yang menguat dipimpin oleh PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang naik 1,63 persen atau 80 poin ke level 4.980. Disusul PT Asta International Tbk. (ASII) yang naik 1,18 persen ke level 6.425.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada Rabu (19/10/2022) ke level 6.829. IHSG menguat dengan turun 0,08 persen sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 168 saham menguat, 115 saham melemah, dan 206 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.077,97 triliun.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan jika pergerakan IHSG mulau terlihat dalam jangka pendek, Namn pola pergerakan masih belum menunjukkan tanda-tanda kekuatan naik yang dapat mengimbangi tekanan turun beberap awaktu lalu.

“Peluang koreksi masih dapat terus dimanfaatkan oleh onvestor untuk melakukan akumulasi pembelian terutama untuk saham-saham yang berfundamental kuat,” jelasnya dalam publikasi riset yang diterima Bisnis, Selasa (18/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper