Bisnis.com, JAKARTA – Berinvestasi pada aset kripto kini menjadi salah satu pilihan untuk masyarakat dalam menaruh dananya. Meski demikian, sejumlah hal penting perlu diperhatikan calon investor sebelum masuk pada kelas aset ini.
Aset kripto menawarkan keuntungan jangka panjang yang dapat digunakan untuk target keuangan di masa depan. Namun, masih banyak masyarakat yang berpikiran bahwa menabung kripto hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah melek finansial dan memiliki dana cukup besar.
Namun, anggapan tersebut ternyata salah, karena saat ini menabung kripto menawarkan kemudahan untuk siapa saja dengan dana yang terjangkau.
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan sebelum menabung aset kripto menurut Tokocrypto dikutip dari laman resminya pada Kamis (13/10/2022).
1. Pahami Aset Kripto
Sebelum memulai dan yakin untuk melakukan menabung kripto, investor wajib memahami terlebih dahulu aset tersebut. Kripto merupakan aset digital yang di Indonesia diakui resmi sebagai komoditas yang teregulasi oleh Bappepti Kementerian Perdagangan.
Baca Juga
Ada 383 jenis aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia menurut Bappebti dengan 10 jenis aset di antaranya merupakan project aset kripto lokal dari Indonesia.
Untuk memulai, investor sebaiknya mencari aset yang memiliki nilai fundamental dan kegunaan yang cukup jelas, seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Secara umum, dua aset kripto itu memiliki utilitas yang jelas dan market cap yang cukup besar, sehingga cocok sebagai aset pelindung inflasi atau kekayaan.
2. Strategi Menabung Kripto
Seperti halnya menabung uang di bank dan saham, kripto juga memerlukan strategi khusus untuk membukukan return yang baik. Strategi itu bisa diturunkan dari profil risiko individu dalam hal finansial.
Jika berniat menabung untuk investasi jangka panjang dan fokus pada pertumbuhan jumlah portofolio, maka aset kripto bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, bila investor ingin cepat mendapatkan keuntungan, ada baiknya pertimbangkan ulang untuk menabung aset kripto.
“Tetapi, tidak ada salahnya cara itu sebagai strategi dalam diversifikasi portofolio,” demikian kutipan laporan tersebut
Saat ini mungkin investor dapat melakukan konsep menabung kripto dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan buy the dip. Namun, investor juga perlu memperhatikan fundamental kripto tersebut
Strategi DCA adalah investor membeli sejumlah aset kripto tanpa melihat kondisi pasar apakah mengalami koreksi bearish atau bullish. Kuncinya adalah konsisten untuk melakukan DCA dan tetap melakukan riset.
3. Kelola Risiko
Tidak seperti tabungan uang fiat biasa, kripto memiliki risiko yang sama dengan reksa dana ataupun saham, yaitu harga aset turun. Untuk menangani hal tersebut ada tiga hal yang perlu dilakukan, pertama adalah analisa aset. Investor harus memahami aset kripto yang dibeli, dengan melakukan riset sendiri. Kemudian, investor perlu menganalisa potensi pertumbuhan aset dan tantangan dalam pertumbuhannya.
Kedua, adalah analisa pasar. Kondisi pasar pastinya mempengaruhi harga suatu aset. Maka dari itu, investor perlu mempelajari bagaimana suatu peristiwa di pasar akan mempengaruhi harga aset kripto.
Ketiga, tentukan level stop loss. Stop Loss didefinisikan sebagai suatu batasan untuk membatasi kerugian yang akan diterima investor. Dalam hal ini berarti saat harga aset bergerak tidak sesuai dengan harapan, lalu menyentuh batasan tersebut (Stop Loss), maka investasi pada set tersebut dapat diberhentikan.
Umumnya, orang menentukan level stop loss dengan perbandingan 1:3, untuk setiap 1 risiko yang didapat, bisa menghasilkan 3 return. Dari perhitungan ini akan mendapat harga stop loss. Dengan begitu kita bisa mengatur risiko yang dapat kita hadapi.
4. Pilih Platform Menabung Kripto
Sebelum memutuskan menabung kripto, sebaiknya memliih platform exchange yang tepat. Sudah seharusnya, memilih platform exchange yang teregulasi resmi oleh Bappebti dan Kominfo. Hal ini penting dan bahkan wajib dilakukan demi memastikan keamanan dari aset kripto yang nanti akan dibeli.