Bisnis.com, JAKARTA – Orang terkaya ketiga di Indonesia Dato’ Low Tuck Kwong melepas sejumlah sahamnya di perusahaan batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) senilai Rp45,3 miliar pada 3-7 Oktober 2022.
Low Tuck Kwong merupakan orang terkaya ketiga di Indonesia dengan harta US$8,9 miliar atau sekitar Rp136 triliun, menurut data Forbes Real Time Billionaires per Senin 10/10/2022). Kwong hanya kalah dari Bos Grup Djarum, Michael dan Budi Hartono dengan kekayaan masing-masing US$22,3 miliar dan US$21,5 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi BYAN di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin (10/10/2022), Low Tuck Kwong tercatat menjual sebanyak 1,51 miliar saham dengan harga Rp30.000 per saham pada 3-7 Oktober 2022. Dengan penjualan ini, Low mengantongi Rp45,3 miliar.
Adapun, dari divestasi tersebut, kepemilikan sahamnya di BYAN masih 60,95 persen atau 2,031 miliar dari sebelumnya 60,99 persen saham atau 2,033 miliar.
Sebelumnya, Low Tuck Kwong juga melakukan divestasi saham BYAN pada 13 September 2022 sebanyak 400.000 saham dengan harga Rp10.000 per saham, atau meraup Rp4 miliar.
Saat itu kepemilikan sahamnya turun dari 61,02 persen menjadi 61 persen. Low juga melakukan penjualan saham BYAN pada akhir September 2022.
Baca Juga
Pada perdagangan Senin (10/10/2022) pukul 14.00 WIB, harga saham BYAN terpantau bergerak di zona hijau, naik0,89 persen atau 600 poin ke Rp68.300. Dengan harga tersebut, saham BYAN juga menjadi saham dengan harga termahal di bursa Indonesia.
Sepanjang tahun ini, saham BYAN berhasil tumbuh 153 persen dan dalam setahun terakhir harganya melesat hingga 351,57 persen.
Dengan harga saham BYAN yang mencapai Rp68.300 per saham, aksi jual yang dilakukan Lo Tuck Kwong di harga Rp30.000 per saham menandakan harga yang dipakai merupakan di bawah harga pasar.
Adapun, berdasarkan kinerja keuangan, BYAN juga melaporkan laba bersih sebesar US$970,76 juta atau setara dengan Rp14,41 triliun pada semester I/2022. Laba bersih tesebut melesat 188 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$382,5 juta.
Laba bersih tersebut diraih dari peningkatan pendapatan hampir dua kali lipat dari US$1,02 miliar pada semester I/2021 menjadi US$2 miliar pada semester I/2022.