Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CARS Right Issue, Antisipasi Dampak PKPU ANS dan Gagal Bayar AFI?

CARS yang membawahi jaringan diler otomotif Nasmoco di Jawa Tengah itu mengobral 30 miliar saham baru dengan nominal Rp10 per lembar.
Karyawan dealer mobil Nasmoco Slamet Riyadi, Solo, berpose di depan mobil peserta kompetisi modifikasi Toyota Agya pada Agya Show Off di halaman Nasmoco Slamet Riyadi, Solo, Minggu (15/10/2019). Kompetisi bertajuk Agya Show Off tersebut diikuti tujuh peserta. /BISNIS.COM-Nicolous Irawan
Karyawan dealer mobil Nasmoco Slamet Riyadi, Solo, berpose di depan mobil peserta kompetisi modifikasi Toyota Agya pada Agya Show Off di halaman Nasmoco Slamet Riyadi, Solo, Minggu (15/10/2019). Kompetisi bertajuk Agya Show Off tersebut diikuti tujuh peserta. /BISNIS.COM-Nicolous Irawan

Bisnis.com, JAKARTA- Emiten perdagangan otomotif PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. (CARS) berencana melakukan aksi korporasi berupa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Namun demikian, perusahaan berkode saham CARS itu tengah menghadapi tantangan berupa potensi gagal bayar anak usaha Andalan Finance Indonesia serta ancaman pailitnya eks induk usaha yang masih menyisakan piutang dan jaminan pinjaman.

Rencananya, CARS yang membawahi jaringan diler otomotif Nasmoco di Jawa Tengah itu mengobral 30 miliar saham baru.

Di sisi lain, aksi korporasi inipun dikaitkan dengan tantangan bagi CARS di tengah kondisi keuangan anak usaha Andalan Finance Indonesia (AFI) yang tidak lagi diizinkan beroperasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, CARS masih berharap cemas terkait gugatan PKPU terhadap PT Ahabe Niaga Selaras (ANS) yang merupakan eks pemegang saham pengendali.

Mengacu pada laporan keuangan kuartal II/2022, ANS masih tercatat sebagai pemilik 3,59 persen saham CARS. Tetapi, berdasarkan laporan pemegang saham pada Agustus tahun ini, ANS tidak lagi masuk dalam daftar pemegang saham.

Di sisi lain, hubungan CARS dengan ANS belum kelar. Sebagian aset anak usaha yakni New Ratna Motor (NRM) masih menjadi bagian agunan utang ANS yang tercatat pada Bank Danamon sebesar Rp219,22 miliar.

Seperti tercatat dalam laporan keuangan, terdapat risiko timbulnya liabilitas kontinjensi anak perusahaan kepada Bank Danamon apabila ANS gagal membayar kewajibannya. Lebih jauh, ANS sendiri tengah menghapi gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang telah dikabulkan PN Niaga Semarang atasnama Aggraeni Chandra dan Erwin Setiabudi.

Persoalan selanjutnya menerpa anak usaha CARS yakni PT Andalan Finance Indonesia (AFI) yang bergerak di bidang pembiayaan. CARS menguasai 96 persen kepemilikan AFI yang telah dibekukan izin operasinya oleh OJK pada Maret 2022.

Alhasil, AFI tidak boleh lagi beroperasi dan harus mengurus hak serta kewajiban kreditur maupun debitur. Bagi CARS, persoalan AFI yang terancam gagal bayar bisa mengancam kepemilikan aset New Ratna Motor serta cucu usaha PT Bengawan Abadi Mandiri yang telah dijadikan agunan kepada Bank CIMB Niaga dan Bank Permata.

Analis Stocbit Hendriko Gani menilai kondisi tersebut sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap CARS, asalkan tidak terseret dalam PKPU. “Tapi kalau ada aset milik CARS ada yang dijaminkan oleh PT ANS, ini yang jadi masalah. Itu bisa berbahaya, karena kalau tidak segera lunas, dan ANS tidak bisa selesaikan PKPU, aset CARS bisa ikut disita,” ungkapnya.

Terkait AFI, Hendriko mengungkapkan memang terdapat risiko buat CARS. “Risiko gagal bayar di AFI ini pasti akan ditanggung oleh CARS. Cuma kan masalahnya mereka bisa menyelesaikan sendiri atau tidak. Kecuali, pemegang saham diminta ikut menanggung kerugian dari PT AFI ini,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Lebih jauh, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK Moh. Ichsanuddin menyampaikan kewenangan otoritas hanya sampai pada izin bagi perusahaan terkait. “Dalam konteks perusahaan pembiayaan yg dicabut izinya OJK tidak tahu lagi perkembangan selanjutnya. Kalau mengacu UU PT tanggung jawab pemegang saham ya sebatas share pada perseroan, kecuali kreditur bisa membuktikan bahwa perusahaan yang mengakibatkan perusahaan rugi [fraud],” jelasnya.

Sementara itu, Investor Relation & Corporate Communication CARS Yosef Hwang mengungkapkan rencana aksi korporasi yang bakal dilakukan samasekali tidak terkait ANS.

"Rencana penambahan modal sesuai Keterbukaan Informasi rencana right issue guna pengembangan usaha, modal kerja dan memperkuat struktur permodalan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Entitas Anak," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper