Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan integrator perunggasan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membantah tudingan bahwa mereka telah turut memasarkan ayam potong ke pasar-pasar tradisional.
Government Relations Charoen Pokphand Indonesia Hendra Lukito mengatakan perusahaan berkode saham CPIN itu telah mengembangkan jaringan pemasaran secara mandiri lewat ritel modern seperti Freshmart, Yamiku, Kios Unggas, dan Kawasan Kios Timur Indonesia (KT).
“CP Group sih sudah mengembangkan jaringan pemasaran sendiri prima freshmart, Yamiku, kios unggas, dan kios KTI. Itu yang sudah dilakukan,” ujar Hendra saat dihubungi Bisnis, Rabu (5/10/2022).
Hendra menambahkan, selain lewat jaringan pemasaran mandiri di dalam negeri, Charoen pun turut ekspor produk ayam beku dan olahannya. Negara-negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, Singapura dan Timur Leste.
Teranyar PT Charoen Pokphand telah mengekspor produknya ke Singapura senilai Rp2 miliar atau 50 ton dan ke Timur Leste 12 ton atau senilai Rp1 miliar pada Juli 2022.
“Sekarang bahkan sudah dua kali lipat ekspor kita kesana. Dengan Jepang pun kita sudah menjalin kerja sama sejak 2018,” kata Hendra.
Baca Juga
Sekadar informasi, pelaku usaha peternak mandiri mengeluhkan banyaknya integrator atau perusahaan raksasa yang masuk ke pasar tradisional. Perusahaan raksasa tersebut menjual produknya dengan harga sangat murah, sehingga harga jual ayam peternak mandiri anjlok.
Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan seharusnya perusahaan-perusahaan besar tersebut tidak masuk ke pasar yang sama dengan pengusaha ayam level UMKM. Perusahaan yang dimaksud yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk, dan PT Cibadak Indah Sari Farm
“Memang dia [perusahaan besar] jualnya ke broker-broker, setelah itu dijuallah ke pasar tradisional, disamping motong sendiri. Selain Charoen memang ada Japfa, Malindo, Cibadak. Hampir semua main,” ujar Sugeng kepada Bisnis, Rabu (5/10/2022).
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan memanggil empat perusahaan besar yang menguasai pasar ayam broiler. Pemanggilan dilakukan demi memenuhi desakan para peternak yang mengeluh harga ayam turun menjadi Rp14.000 -Rp17.000 per ekor.
Padahal, harga pokok produksinya saja Rp21.000 per ekor. Empat perusahaan yang akan dipanggil itu adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk, dan PT Super Unggas Jaya (SUJA).
"Begini sajalah, empat sampai lima perusahaan saya akan panggil. Heh ini harga turun, mereka peternak bisa bangkrut ya, kamu tolong harganya diatur bisa tidak dapatnya Rp24 ribu," ujar Zulkifli di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (1/9/2022).