Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka anjlok 1 persen lebih seiring dengan penurunan saham BUMI hingga BBCA pada Senin (26/9/2022).
Pukul 09.02 WIB, IHSG anjlok 1,15 persen atau 82,8 poin menjadi 7.095,77. Terpantau 223 saham turun, 222 saham stagnan, dan 109 saham naik.
Saham BUMI menjadi yang paling banyak diperdagangkan pagi ini senilai Rp246,1 miliar. Saham BUMI anjlok 1,49 persen ke Rp137.
Selanjutnya, saham BBCA transaksinya mencapai Rp87,3 miliar. Saham BBCA turun 1,49 persen ke Rp8.250. Menyusul di belakangnya ada saham BBRI turun 0,45 persen ke Rp4.460.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, kekhawatiran investor bahwa AS akan masuk kedalam lembah resesi akibat agresivitas The Fed menaikkan suku bunga, mengakibatkan tekanan jual di Wall Street tetap berlanjut dihari keempat.
"Walaupun setelah pengumuman kenaikan FFR dan Wall Street terjadi beberapa hari sebelumnya, dimana Indeks DJIA kembali terjungkal dihari Jumat sebesar 1,62 persen," ungkap Edwin dalam riset, Senin (23/9/2022).
Baca Juga
Apa lagi, selain kenaikan suku bunga pekan lalu, The Fed juga merencanakan kenaikan kembali menaikkan FFR sekitar 125 bps (1,25 persen) di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022, dan berlanjut menaikkan FFR hingga 4,6 persen pada 2023.
"Jika faktor terjungkalnya Indeks DJIA dikombinasikan dengan kembali turunnya harga beberapa komoditas seperti batu bara turun 2,48 persen, emas turun 1,75 persen, minyak turun 4,86 persen, nikel turun 4,06 persen, CPO turun 2,31 persen, dan kembali naiknya yield obligasi AS tenor 2 tahun yang sudah berada dilevel 4,203 persen di tengah pelemahan rupiah menuju dilevel 15.100, berpotensi menjadi sentimen negatif pendorong IHSG berlanjut turun dalam perdagangan Senin ini," imbuhnya.
Edwin memperkirakan hari ini IHSG dapat bergerak di kisaran 7.113 - 7.207. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar diperkirakan bergerak di Rp15.020 - Rp15.070.
Sebelumnya, IHSG ditutup pada posisi 7.178,58 atau melemah 0,56 persen pada Jumat (23/9/2022) kemarin, setelah pada Kamis (22/9/2022) menghadapi sentimen peningkatan suku bunga Bank Indonesia BI7DRR dan The Fed.