Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top Losers Sepekan: SATU Anjlok 29 Persen, BUMI Melorot 20 Persen

Saham Kota Satu Properti (SATU) anjlok 29 persen, dari harga Rp100 ke Rp71 per saham selama sepekan perdagangan.
Allstay Hotel Semarang, anak perusahaan PT Kota Satu Properti Tbk (SATU), merayakan hari jadi keenam pada Selasa, 30 November 2021. 
Allstay Hotel Semarang, anak perusahaan PT Kota Satu Properti Tbk (SATU), merayakan hari jadi keenam pada Selasa, 30 November 2021. 

Bisnis.com, JAKARTA – Saham pengelola Allstay Hotel PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) menjadi saham dengan koreksi terdalam pada daftar top losers perdagangan satu pekan, 19 - 23 September 2022

Berdasarkan data dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Minggu (3/7/2022), harga saham emiten properti ini anjlok 29 persen, dari harga Rp100 ke Rp71 per saham.

Menyusul di belakang SATU adalah PT Agung Menjangan Mas Tbk. yang anjlok 28,64 persen. Harga saham emiten berkode saham AMMS tersebut ditutup pada level Rp147 per saham setelah mengawali pekan perdagangan di posisi Rp206.

Selanjutnya adalah saham PT Alfa Energi Investama Tbk. (FIRE) yang terkoreksi 21,03 persen, diikuti PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) dengan pelemahan 20,08 persen, dan saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK) yang turun 18,66 persen dalam 5 hari perdagangan melengkapi daftar saham-saham boncos pekan ini.

Tak ketinggalan, saham emiten grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) juga melorot 20,11 persen selama sepekan ke posisi Rp147 per saham. 

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mencatatkan kinerja positif di tengah tren kenaikan suku bunga.

Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menjelaskan, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) dan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) justru memberi penyesuaian yield differential yang berpengaruh positif ke pasar modal.

“Jadi investor asing melihat arus kapital ke Indonesia masih menjanjikan, pasar global masih rentan namun IHSG koreksi kecil masih dekat ke 7.200,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (23/9/2022).

Dirinya memperkirakan, apabila ke depan The Fed masih tetap hawkish menaikkan suku bunga, maka pergerakan IHSG hingga Oktober 2022 bisa konsolidasi korektif, dan rebound pada November-Desember 2022 sehingga target 7.400 bisa tercapai.

“Jika melunak 7.500 sangat potensial tercapai sebelum 2022 berakhir, namun jika masih agresif level 7.500 setidaknya dicapai awal 2023,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper