Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Summarecon (SMRA) Belum Tergiur Masuk Kawasan IKN, Ini Alasannya

PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) belum tergiur untuk melakukan investasi di Ibu Kota Negara (IKN) baru di kawasan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Sebuah bus anterjemput melintas di tengara (landmark) kawasan Summarecon Bekasi./summarecon.com
Sebuah bus anterjemput melintas di tengara (landmark) kawasan Summarecon Bekasi./summarecon.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) belum tergiur untuk melakukan investasi di Ibu Kota Negara (IKN) baru di kawasan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengatakan lokasi pengembangan yang sudah berjalan berada di kawasan Serpong, Bekasi, Bogor, Bandung, dan Makassar. Hal ini tercermin dari bertambahnya angka persediaan atau land bank dari laporan keuangan perseroan semester I/2022.

"Saat ini belum ada rencana [ekspansi ke IKN]," ujar Jemmy kepada Bisnis pada Rabu (21/9/2022).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, SMRA memiliki persedian sebanyak Rp9,68 triliun. Angka ini naik dibanding akhir tahun lalu yakni sebesar Rp9,25 triliun pada 31 Desember 2021.

Secara rinci, persediaan atau land bank SMRA terdiri dari persediaan tersedia untuk dijual persediaan dalam penyelesaian, dan lain-lain.

Persediaan tersedia untuk dijual mencakup apartemen sebanyak Rp395,04 miliar, rumah Rp204,59 miliar, perkantoran Rp148,39 miliar, bangunan komersial Rp139,15 miliar, dan kapling Rp109,55 miliar.

Sementara untuk persediaan dalam penyelesaian terdiri dari bangunan sebanyak Rp5,31 triliun, kapling Rp2,87 triliun, dan apartemen Rp450,59 miliar. Jumlah persediaan lain-lain pun mencapai Rp45,65 miliar.

Sebelumnya diberitakan, SMRA telah mengantongi hingga Rp3,2 triliun marketing sales atau pra penjualan dari target sebesar Rp5 miliar. Hal ini berarti SMRA telah mencapai 65 persen dari target untuk marketing sales.

Adapun realisasi prapenjualan Summarecon Agung pada 2021 mencapai Rp5,2 triliun atau 30 persen di atas target Rp4 triliun. Nilai prapenjualan tersebut juga naik 58 persen dibandingkan dengan capaian 2020 sebesar Rp3,3 triliun.

SMRA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp5,56 triliun pada 2021 atau naik 10,75 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp5,02 triliun. Sebagian besar pendapatan perseroan disumbang dari pengembangan properti dengan kontribusi sebesar 75 persen.

Sementara itu, segmen rekreasi dan hospitality menyumbang 9 persen pada pendapatan dan segmen investasi dan manajemen properti berkontribusi 16 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper