Bisnis.com, JAKARTA - PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengaku perlu melakukan kajian mengenai besaran dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap lini bisnis perusahaan.
Sekretaris Korporasi UNTR Sara Loebis memperkirakan dampak naiknya harga BBM terhadap emiten berkode saham UNTR tersebut akan berbeda antarlini bisnis perusahaan.
"Kami perlu mengkaji seberapa besar dampaknya. Nampaknya dampak akan berbeda antarlini bisnis," kata Sara kepada Bisnis pada Selasa (13/9/2022).
Sebab, sambung Sara, terdapat lini bisnis yang fokus di sisi produksi, seperti kontraktor tambang dan tambang, serta lini bisnis yang hanya menjalankan usaha distribusi di lini bisnis distribusi alat berat.
Di sisi lain, Direktur PT ABM Investama Tbk. (ABMM) Adrian Erlangga juga mengaku kenaikan harga BBM akan berdampak terhadap perusahaan yang bergerak di bisnis secara end to end di sektor tambang itu.
"Kami juga terdampak oleh kenaikan harga BBM. Biaya produksi jadi meningkat," kata Adrian kepada Bisnis.
Baca Juga
Namun demikian, dia tidak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai seberapa besar dampak kenaikan harga BBM terhadap biaya produksi emiten berkode saham ABMM tersebut.
Sebagai informasi, ABMM tahun ini meningkatkan pengadaan alat berat dengan jumlah mencapai ratusan unit yang dipesan dari PT Trakindo Utama sebagai pemasok menyusul meroketnya harga batu bara.
Adrian mengatakan pengadaan tersebut bertujuan meningkatkan volume batu bara yang ditambang sebagai antisipasi ketika terjadi penurunan harga komoditas.
"Meski harga batu bara sedang keren, tapi tidak akan sustain. Sehingga pada saat harga komoditas turun penjualan bisa ditopang oleh volume barang," ujarnya.
Adrian tidak memberikan penjelasan lebih spesifik mengenai jumlah unit alat berat tambahan yang telah dipesan. Namun, ujarnya, penambahan tersebut sejalan dengan peningkatan belanja modal atau capex perusahaan untuk pengadaan alat berat.
Tahun ini, ABMM mengalokasikan capex untuk pengadaan alat berat dengan nilai lebih dari US$200 juta. Naik 2,5 lipat dibandingkan dengan alokasi capex pengadaan alat berat tahun lalu yang diambil dari dana perusahaan serta pinjaman perbankan.
Dia menambahkan, perusahaan akan terus agresif membeli alat berat untuk keperluan penambangan batu bara yang diperkirakan bakal tetap moncer sampai dengan 2024.