Bisnis.com, MUARA ENIM - Emiten BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) bakal menggenjot penjualan ekspor batu bara ke India.
Berdasarkan data PTBA, perseroan mencatatkan kenaikan ekspor batu bara sebesar 38 persen sampai dengan Juni 2022. Peningkatan ekspor tersebut karena suplai batu bara ke India meningkat 2 juta ton secara tahunan (year-on-year/yoy), diikuti oleh peningkatan penjualan ke negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur seperti Thailand, Korea Selatan, dan Kamboja.
India menjadi tujuan ekspor terbesar PTBA dengan porsi mencapai 18 persen dari total penjualan. Diikuti Korea Selatan 4 persen, Thailand 3 persen, China 2 persen, dan Kamboja 2 persen.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin mengatakan perusahaan terus meningkatkan porsi ekspor secara terukur tanpa mengabaikan kebutuhan dalam negeri. Hingga Semester I 2022, porsi pemenuhan batu bara domestik sebesar 65 persen dan ekspor 35 persen.
"Dengan masih tingginya harga batu bara serta peningkatan kebutuhan dan permintaan ekspor, Perusahaan optimistis dapat terus meningkatkan kinerja hingga akhir 2022," ujar Farida dalam keterangan resmi Selasa (13/9/2022).
Sementara itu, Sampai dengan 12 September 2022, produksi bulanan batu bara PTBA untuk Tambang Tanjung Enim sebesar 1,12 juta ton. Jumlah itu setara dengan 31,27 persen target bulanan.
Baca Juga
Pasalnya PTBA, menargetkan produksi bulan ini mencapai 3,6 juta ton sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Jumlah itu naik dari realisasi tahun lalu sebesar 3,19 juta ton.
Adapun curah hujan pada September diakui manajemen PTBA menjadi penghambat produksi.
Selain itu, tingkat pengupasan atau stripping ratio PTBA pada September mencapai 6,12 kali. Sebagai informasi, target itu masih lebih tinggi daripada target RKAP sebanyak 5,34 kali. Sementara itu realisasi tahun lalu sebesar 4,36 kali.
Berdasarkan catatan BUMN itu, produksi batu bara wilayah Tambang Tanjung Enim mencapai 65,87 persen dari target produksi. Tahun ini, PTBA menargetkan produksi batu bara khusus wilayah Tanjung Enim mencapai 35,5 juta ton.