Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Melonjak, Terdorong Pelemahan Dolar AS

Minyak mentah berjangka WTI ditutup menguat 3,25 poin atau 3,9 persen ke level US$86,79 per barel.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah ditutup melonjak pada perdagangan Jumat (9/9/2022) di tengah pelemahan dolar AS, dan pengurangan serta ancaman pasokan dari Rusia.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup menguat 3,25 poin atau 3,9 persen ke level US$86,79 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup naik 3,69 poin atau 4,1 persen ke level US$92,84 per barel di London ICE Futures Exchange.

Meskipun membukukan kenaikan tajam, kekhawatiran permintaan membuat harga minyak melemah dalam sepekan terakhir. WTI mencatat kerugian mingguan 0,1 persen, sementara Brent turun 0,2 persen berdasarkan kontrak bulan depan.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,64 persen atau 0,704 poin ke level 109,003 setelah sempat mencapai level terendah 108,35.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengancam akan menghentikan ekspor minyak dan gas ke Eropa jika pembatasan harga diberlakukan dan pemangkasan rencana produksi minyak OPEC+ yang diumumkan pekan ini juga mendukung harga.

"Selama beberapa bulan mendatang, Barat harus menghadapi risiko kehilangan pasokan energi Rusia dan melonjaknya harga minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Sementara itu, Kota Chengdu memperpanjang penguncian untuk sebagian besar dari lebih dari 21 juta penduduknya pada Kamis (8/9/2022), sementara jutaan lainnya di bagian lain China diminta untuk menghindari perjalanan selama liburan mendatang.

Pasar mengabaikan lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentah AS. Badan Informasi Energi AS melaporkan pada Kamis (8/9) bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu meningkat sebesar 8,8 juta barel selama pekan yang berakhir 2 September.

Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS menunjukkan penurunan 1,8 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper