Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terus memacu bisnis wealth management di tengah pemulihan ekonomi pasca terdampak pandemi Covid-19 dan bayang-bayang ketidakpastian global.
Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan mendorong optimalisasi platform aplikasi wealth management BCA (WELMA) dan menggencarkan edukasi mengenai wealth management.
Ugahary Yovvy Chandra, EVP Wealth Management BCA, menyebutkan bahwa aplikasi WELMA disediakan oleh perseroan sebagai kemudahan bagi masyarakat dan nasabah untuk memiliki produk investasi dan proteksi yang dapat dipilih sesuai dengan dengan kebutuhan.
Pihaknya mencatat, sejak diluncurkan pada akhir 2019 lalu, jumlah pengunduh aplikasi WELMA mencapai 475.000 pengguna. Nominal transaksi yang dibukukan melalui aplikasi tersebut telah menembus Rp50 triliun.
Kontribusi WELMA turut menopang pertumbuhan dana kelolaan perseroan. Hingga semester I/2022, kinerja pertumbuhan asset under management (AUM) produk reksa dana dan obligasi BCA mencapai 54 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Dengan WELMA, masyarakat dan nasabah dapat membuat SID online dan bertransaksi jual beli secara online pada produk antara lain obligasi perdana dan sekunder, reksa dana, dan reksa dana off shore.
Baca Juga
Nasabah dapat bertransaksi obligasi perdana dan sekunder mulai dari Rp1 juta, reksa dana mulai dari Rp100.000, dan reksa dana off shore mulai dari US$10.000.
Tidak cukup sampai di situ, perseroan juga terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya wealth management agar masyarakat pintar mengelola aset-nya, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian di masa depan.
Selama hampir 2 pekan pada bulan September 2022 ini, BCA menggelar Wealth Summit 2022 baik secara offline khusus bagi nasabah prioritas serta secara online yang dapat diakses melalui website https://wealthsummit.bca.co.id/conference bagi masyarakat secara umum yang berminat.
“BCA menyediakan beragam produk yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan finansial nasabah yang diikuti dengan edukasi yang berkesinambungan agar masyarakat dan nasabah dapat memiliki produk yang dapat mendukung solusi jangka panjang untuk kebutuhan keuangan di masa depan, yang disesuaikan dengan risk appetite masing-masing nasabah,” ujar Yovvy dalam keterangannya.
