Bisnis.com, JAKARTA - PT ABMM Investama Tbk. (ABMM) meningkatkan pesanan alat berat dari PT Trakindo Utama menyusul meroketnya harga batu bara.
Direktur PT ABM Investama Tbk. (ABMM) Adrian Erlangga mengatakan bertambahnya jumlah pengadaan alat berat tidak hanya bertujuan mengerek pendapatan usaha di tengah momentum meroketnya harga batu bara. Namun, penambahan jumlah unit alat berat juga bertujuan meningkatkan volume produk batu bara sebagai langkah antisipasi ketika terjadi penurunan harga komoditas ke depannya.
"Meski harga batu bara sedang keren [tinggi], tapi tidak akan sustain. Sehingga, pada saat harga komoditas turun, penjualan bisa ditopang oleh volume produksi," ujar Adrian kepada Bisnis mengenai alasannya memborong alat berat Trakindo, Rabu (7/9/2022).
Adrian tidak memberikan penjelasan lebih spesifik mengenai jumlah unit alat berat tambahan yang telah dipesan. Namun, dia menyebut jumlahnya mencapai ratusan. Langkah tersebut sejalan dengan peningkatan belanja modal atau capex perusahaan untuk pengadaan alat berat tahun ini.
Sebagai informasi, pemegang saham ABMM adalah PT Tiara Marga Trakindo (53,55 persen), Valle Verde Pte.Ltd (25,51 persen) dan masyarakat (20,93 persen).
Tahun ini, ABMM mengalokasikan capex untuk pengadaan alat berat dengan nilai lebih dari US$200 juta. Naik 2,5 lipat dibandingkan dengan alokasi capex pengadaan alat berat tahun lalu yang diambil dari dana perusahaan serta pinjaman perbankan. Ke depannya, tambah Adrian, perusahaan bakal terus agresif membeli alat berat untuk keperluan penambangan batu bara yang diperkirakan bakal tetap moncer sampai dengan 2024.
Baca Juga
"Saat ini, kami membuka opsi agar mendapat alat berat sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya," ucapnya.
Sementara di sisi pemasok, PT United Tractors Tbk. (UNTR) menambah estimasi jumlah penjualan alat berat menyusul kenaikan harga batu bara yang mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Selasa pekan lalu.
Sekretaris Korporasi UNTR Sara Loebis mengatakan United Tractors melakukan revisi target terkait dengan estimasi penjualan alat berat perusahaan tahun ini dari 4.800 unit menjadi 5.000 unit.
"Proyeksi [awal] kami untuk penjualan alat berat di tahun ini [2022] 4.800. Kemudian kami adjust menjadi 5.000 unit," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (7/9/2022).
Dia menambahkan, perusahaan berkode saham UNTR tersebut masih akan terus menyesuaikan estimasi penjualan alat berat sesuai dengan kesanggupan pasokan dari Komatsu sebagai penyedia. Sejauh ini, sambungnya, perusahaan dipastikan menyanggupi pemasokan alat berat seiring dengan perubahan permintaan pasar. Dengan estimasi penjualan 5.000 unit, maka UNTR mampu memasok sekitar 25 persen kebutuhan pasar tahun ini.
Sebelumnya, Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) mencatat terjadi peningkatan kebutuhan pasar alat berat dalam negeri dari 14.500 unit pada 2021 menjadi 20.000 unit tahun ini. Adapun, kapasitas produksi dalam negeri sebanyak 10.000 unit, sedangkan 10.000 unit lainnya akan diimpor.
Sebagai informasi, harga batu bara global pada perdagangan Selasa (6/9/2022) menembus rekor tertinggi dalam sejarah ke kisaran US$463 per ton di bursa ICE Newcastle.