Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan online PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), emiten ritel pengelola jaringan Hypermart, sepanjang semester I/2022 mencapai Rp244,6 miliar. Nilai tersebut setara dengan 6,57 persen dari total penjualan selama periode tersebut yang mencapai Rp3,71 triliun.
Hal ini disampaikan manajemen MPPA dalam materi paparan publik yang disampaikan di keterbukaan informasi. Kontribusi penjualan online tercatat meningkat seiring dengan ekspansi dan kolaborasi dengan sejumlah platform dagang-el.
Realisasi penjualan online juga telah mencapai 55 persen dari realisasi penjualan online pada 2021 yang mencapai Rp444,6 miliar. Tahun lalu, nilai penjualan online MPPA tumbuh 127,1 persen secara tahunan.
“Pada 2021, tercatat pencapaian penting atas keberhasilan transformasi bisnis online sebagai bagian dari strategi omnichannel dengan lebih banyak ekspansi dan perluasan kolaborasi dengan marketplace terkemuka di Indonesia,” tulis manajemen MPPA dikutip Rabu (24/8/2022).
Sampai Juni 2022, MPPA telah mengoperasikan 964 gerai virtual hasil dari kolaborasi dengan sejumlah lokapasar atau marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Blibli.com, JD.ID, dan Hypermart Online. Jumlah gerai tersebut jauh meningkat dibandingkan dengan jumlah pada tahun pertama pandemi sebanyak 393 gerai virtual.
Perluasan penggunaan pembayaran dengan dompet digital juga memperlihatkan pertumbuhan, dari Rp556 miliar pada 2020 menjadi Rp604 miliar sepanjang 2021.
Baca Juga
“Fokus kami untuk terus mengembangkan dan memperluas bisnis online dengan tujuan untuk mendukung jam operasional toko yang lebih fleksibel, pendekatan ke pembayaran digital, serta kenyamanan belanja para pelanggan dari tempatnya masing-masing untuk mengurangi jejak karbon,” tambah manajemen.
Penjualan MPPA sepanjang paruh pertama 2022 mencapai Rp3,71 triliun, tumbuh 4,80 persen secara tahunan dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp3,54 triliun.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan juga tercatat naik 4,28 persen year on year (yoy) menjadi Rp3,04 triliun dari sebelumnya Rp2,91 triliun. Laba kotor MPPA tetap tumbuh 7,23 persen yoy menjadi Rp673,20 miliar dari sebelumnya Rp627,80 miliar.
Meski demikian, membengkaknya beban umum dan administrasi sebesar 26,90 persen yoy menjadi Rp643,43 miliar dan kenaikan beban penjualan sebesar 30,79 persen yoy menjadi Rp149,72 miliar membuat MPPA berbalik menanggung rugi usaha sebesar Rp158,60 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, MPPA mencatatkan laba usaha Rp50,41 miliar.
Adapun rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berjumlah Rp158,60 miliar. Lebih besar daripada rugi bersih semester I/2021 sebesar Rp91,50 miliar.