Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berlanjut pada perdagangan awal pekan, Senin (22/8/2022) di tengah berlangsungnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia selama 22-23 Agustus 2022.
Sekadar informasi, pada perdagangan terakhir, Jumat (19/8/2022), mata uang Garuda ditutup melemah 0,01 persen atau 1,5 poin ke Rp14.838 per dolar AS.
Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan dari sisi ekternal, pasar saham dan obligasi di Amerika Serikat cenderung flat pada Kamis (18/6/2022) akibat risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang ambigu.
Sementara itu, indeks dolar AS pada Jumat (19/8/2022) menguat 0,58 persen menjadi 108,10, didorong oleh meningkatnya kecemasan atas kebijakan hawkish sejumlah bank sentral Eropa. Bank Sentral Norwegia, misalnya, menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps menjadi 1,75 persen untuk kedua kalinya secara berturut-turut guna menekan inflasi.
“Penguatan indeks dolar akan terus menekan rupiah, yang melanjutkan pelemahan 0,1 persen menjadi Rp14,838 per dolar AS. Kami memperkirakan depresiasi rupiah akan terus berlanjut, menyusul pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang menyatakan posisinya untuk mempertahankan suku bunga acuan di 3,5 persen bulan ini,” kata Lionel dalam riset, dikutip Senin (22/8/2022).
Menurut Samuel Sekuritas, BI menghadapi risiko yang lebih besar dan berpotensi tertinggal makin jauh, terutama jika mempertimbangkan keputusan bank sentral lain di Asia Tenggara yang telah memulai siklus kenaikan suku bunga.
Baca Juga
Sementara itu, IHSG juga melemah pada akhir pekan setelah hari sebelumnya sempat mengungguli indeks saham lain di regional, didorong oleh beli bersih asing sebesar Rp1,2 triliun di pasar reguler atau Rp1,1 triliun secara keseluruhan.
Kenaikan ini mengindikasikan optimisme investor asing terkait kecilnya kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Mereka tampaknya menilai pemerintah masih memiliki ruang fiskal yang cukup untuk menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp100- Rp200 triliun dari anggaran saat ini Rp502 triliun,” ungkap Lionel.
Keyakinan investor asing juga didasarkan pada kinerja pendapatan fiskal Indonesia pada Juli, di mana pemerintah mencatat peningkatan 50 persen dalam penerimaan negara sampai dengan Juli 2022, terutama didorong oleh lonjakan harga komoditas.
“Kami rasa pandangan ini terlalu optimis, mengingat anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun depan turun 27 persen, lebih kecil dibanding tahun ini, serta asumsi harga minyak yang cenderung rendah di US$90 per barel,” imbuhnya.
Mengutip Bloomberg, dari sentimen global, fokus pelaku pasar minggu ini adalah simposium The Fed di Jackson Hole, Wyoming.
Simposium ini akan memberi Gubernur The Fed Jerome Powell sebuah platform untuk mengatur ulang ekspektasi pasar pada poros ke kenaikan suku bunga yang lebih lambat.
"Kemungkinan para gubernur bank sentral, termasuk Ketua Fed Powell, akan tetap hawkish dalam menangani inflasi meskipun dengan sedikit kehati-hatian yang merayap mengingat penurunan ekonomi yang muncul," kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Services Ltd.
Rupiah ditutup melemah 0,36 persen atau 53,50 poin ke Rp14.891,50 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,25 persen atau 0,27 poin ke 108,45 pada 15.12 WIB.
Rupiah masih terkoreksi dengan pelemahan 0,31 persen atau 45,50 poin ke Rp14.883,50 per dolar AS pada 14.00 WIB.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,03 persen atau 0,03 poin ke 108,20.
Rupiah melemah 0,24 persen atau 35,50 poin ke Rp14.873,50 per dolar AS pada 11.45 WIB.
Adapun indeks dolar AS terpantau turun 0,04 persen atau 0,04 poin ke 108,13.
Rupiah melemah 0,28 persen atau 41,50 poin ke Rp14.879,50 per dolar AS pada 10.34 WIB.
Adapun indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,03 persen atau 0,04 poin ke 108,13.
Rupiah dibuka melemah 0,38 persen atau 57 poin ke Rp14.895 per dolar AS pada awal perdagangan.
Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,05 persen atau 0,05 poin ke 108,22.