Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan platform aset kripto asal AS Coinbase mencatatkan kerugian yang menyebabkan pergerakan sahamnya turut terkoreksi.
Mengutip laporan Bloomberg, Coinbase membukukan rekor kerugian senilai US$1,1 miliar pada kuartal II/2022 dan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan.
Tercatat, pendapatan Coinbase turun sebesar 60 persen menjadi US$808,3 juta, meleset dari perkiraan analis senilai US$854,8 juta.
Saham Coinbase dengan kode COIN yang baru melantai pada April 2021 pun turun sebesar 5 persen. Sepanjang tahun, saham Coinbase telah merosot 65 persen akibat fenomena crypto winter.
Transaksi pengguna Coinbase pun turun 2 persen menjadi 9 juta pada kuartal II/2022, seiring dengan total aset platform yang anjlok 63 persen menjadi US$96 miliar.
Chief Operating Officer Coinbase Emilie Choi mengatakan kondisi pasar kripto saat ini terus melemah hingga kuartal III/2022.
Baca Juga
“Penurunan saat ini datang dengan cepat dan hebat,” ujar Emilie dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (10/8/2022).
Analis Kripto Oppenheimer Co, Owen Lau menegaskan, diversifikasi melalui staking dan pendapatan bunga masih terus berlanjut, hal ini telah diantisipasi oleh investor.
“Investor telah memperkirakan pendapatan perdagangan yang cukup buruk pada periode kuartal ini,” ujarnya.
Sejak menjadi perusahaan publik, Coinbase telah mengalami kerugian US$446 juta karena tekanan pasar kripto seiring runtuhnya ekosistem Terra Luna dan kebangkrutan Three Arrows Capital.
Pada perdagangan Rabu, (10/8/2022) saham Coinbase telah terkoreksi 10,55 persen ke posisi US$87,68 per sahamnya. Secara year-to-date (ytd), penurunan saham berkapitalisasi pasar US$19,47 miliar tersebut mencapai 65,07 persen.