Bisnis.com, JAKARTA – Prospek pertumbuhan volume penjualan dan tren kenaikan harga jagung akan menjadi katalis positif yang menopang kinerja emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) pada semester II/2022
Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery dalam laporannya menjelaskan, pertumbuhan laba bersih JPFA yang cenderung datar disebabkan oleh masih tingginya harga pakan ternak. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Michael melanjutkan, JPFA masih mencatatkan margin laba kotor yang cukup baik di seluruh segmen pendapatan. Dari segmen pakan ternak, operating profit margin (OPM) perusahaan naik 20,3 persen dibandingkan dengan 16,3 persen pada kuartal I/2022.
Kenaikan ini ditopang oleh kebijakan peningkatan rata – rata harga jual yang diberlakukan perusahaan sebesar 14 persen yoy yang mampu mengimbangi volume penjualan yang hanya naik 4 persen yoy.
Sementara itu, di segmen ayam pedaging, JPFA berhasil meningkatkan marginnya sekitar 2,5 kali lipat hingga menyentuh 4 persen. Hal ini seiring dengan tingginya harga jual ayam broiler dan volume penjualan perusahaan.
“Segmen konsumer juga mencatatkan kenaikan margin 3 kali lipat yang merefleksikan lonjakan volume penjualan makanan beku dan susu masing – masing sebesar 25,3 persen dan 11,7 persen yoy,” katanya pada Rabu (3/8/2022).
Baca Juga
Ke depannya, Michael meyakini kinerja JPFA masih berpeluang membaik seiring dengan prospek pertumbuhan volume penjualan ayam pedaging di semester II/2022.
Hal tersebut, lanjutnya ditopang oleh pertumbuhan konsumsi daging ayam di Indonesia. Tercatat, volume penjualan ayam broiler JPFA di Indonesia naik 8 persen yoy sepanjang semester I/2022.
“Penjualan tersebut melebihi proyeksi pertumbuhan konsumsi daging ayam Indonesia pada tahun 2022 yang berada di level 5 persen yoy,” jelasnya.
Sementara itu, kenaikan rata – rata harga jual segmen pakan selama semester II/2022 akan menopang kinerja JPFA seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap cuaca kering yang mengancam hasil panen tanaman biji minyak (oilseed) di Amerika Utara.
Selain itu, tren harga minyak dunia yang tinggi dapat memicu pertumbuhan produksi ethanol pada tahun 2022. Sehingga, harga jagung yang menjadi bahan baku pakan akan tetap bertahan di level yang tinggi.
“Kami memprediksi perusahaan akan memanfaatkan momentum ini untuk memulihkan margin segmen pakan,” jelasnya.
Seiring dengan hal tersebut, Michael memberikan rekomendasi beli atau buy untuk JPFA dengan target harga Rp2.000.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.