Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada 22 Emiten Kebut Akuisisi, Tren Suku Bunga Tinggi Jadi Alasan

Setidaknya terdapat 22 emiten yang mengumumkan rencana atau sudah melakukan akuisisi. Nilainya pun melampaui Rp71 triliun.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (25/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (25/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten mempercepat aksi akuisisinya sebelum era suku bunga rendah berakhir dalam waktu dekat ini.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya terdapat 22 emiten yang mengumumkan rencana atau sudah melakukan akuisisi. Nilainya pun melampaui Rp71 triliun.

Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan adanya kemungkinan tren suku bunga yang menjadi lebih tinggi ke depannya, membuat aksi akuisisi para emiten dipercepat.

"Penerbitan obligasi ataupun pendanaan adalah keputusan yang cukup bijak dalam memanfaatkan waktu yang tersisa ini dalam hal tren suku bunga rendah yang nampaknya akan segera berakhir. Sehingga, sebelum suku bunga semakin tinggi, para emiten memanfaatkan dengan melakukan aksi korporasinya," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (2/8/2022).

Dengan era suku bunga rendah yang akan segera berakhir imbas kenaikan suku bunga The Fed, para emiten akan mempercepat penerbitan obligasi dan pengumpulan dana dari perbankan yang masih menggunakan suku bunga rendah.

Pengambilan pembiayaan ini, lanjutnya, bakal disertai aksi korporasi termasuk ekspansi dan akuisisi sehingga utang yang diambil dengan suku bunga rendah tersebut produktif.

Namun, dia menegaskan hal yang harus diperhatikan agar para emiten harus tetap berhati-hati dan memperhatikan keberhasilan atas aksi korporasi yang dilakukan.

"Jangan sampai pendanaan yang dilakukan untuk implementasi aksi korporasi tersebut malah menjadi bumerang yang berdampak negatif terhadap perseroan," paparnya.

Lebih lanjut, banyaknya aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten saat ini merupakan langkah positif yang sangat baik. Apalagi tujuannya memperkuat strategi bisnis mencari sumber pendapatan ataupun diversifikasi bisnis yang lebih baik.

Di sisi lain, kondisi perekonomian Indonesia memang cenderung lebih memiliki ketahanan yang solid dibandingkan dengan negara lain membuat aksi akuisisi kian percaya diri.

Hal ini terbukti dengan cadangan devisa, current account surplus dan indeks manufaktur yang masih ekspansif. Hasilnya, lebih dari 22 emiten ini secara spesifik melakukan aksi akuisisi.

Salah satu akuisisi terbesar dilakukan oleh MEDC yang mengakuisisi ConocoPhillips Indonesia senilai US$1,35 miliar setara Rp20,2 triliun (kurs Rp14.900) dan DSSA akuisisi Dampier Coal senilai US$1,35 miliar.

Belum lagi MDKA, ASII, EXCL, PANI, hingga META yang melakukan akuisisi dengan nilai triliunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper