Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk. (ISAT) melaporkan kinerja semester I/2022 dengan berhasil meningkatkan pendapatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, kinerja top line tersebut tidak selaras dengan kinerja bottom line alias laba bersih perseroan yang justru tercatat menurun.
Berdasarkan laporan keuangan emiten per 30 Juni 2022, ISAT membukukan peningkatan jumlah pendapatan sebesar 50,40 persen di semester I/2022 menjadi Rp22,53 triliun. Sedangkan pada semester I/2021 membukukan pendapatan sebesar Rp14,98 triliun.
Sumber pendapatan perseroan berasal dari pendapatan selular, kemudian multimedia, komunikasi data, internet (MIDI), serta telekomunikasi tetap. Ketiga sumber pendapatan tersebut tercatat mengalami pertumbuhan pada paruh pertama 2022.
Pendapatan perseroan yang berasal dari seluler menjadi sumber pendapatan terbesar sekaligus tumbuh paling pesat yaitu dari Rp12,40 triliun di semester pertama 2021 menjadi Rp19,54 triliun pada semester pertama 2022.
Selain itu pendapatan yang berasal dari MIDI juga naik dari Rp2,30 triliun menjadi Rp2,62 triliun. Kemudian pendapatan dari telekomunikasi tetap juga naik dari Rp283,54 miliar menjadi Rp371,52 miliar.
Baca Juga
Meski demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat justru menurun sebesar 41,79 persen menjadi Rp3,26 triliun di kuartal II/2022. Sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya laba perseroan tercatat sebanyak Rp5,60 triliun.
Penyebab turunnya laba ISAT pada semester pertama tahun ini terlihat jumlah beban perseroan yang bertambah signifikan, sehingga sekalipun pendapatan melejit lebih dari 50 persen, namun tidak terefleksi pada laba.
Adapun jumlah beban perseroan meningkat dari Rp7,91 triliun pada semester I/2021 menjadi Rp16,43 triliun alias naik 107,71 persen di semester I/2022.
Beban penghasilan dari penyelenggaraan jasa menjadi beban dengan kenaikan signifikan yaitu dari Rp6,34 triliun menjadi Rp10,58 triliun. Kemudian beban penyusutan dan amortasi juga tercatat naik dari Rp5,03 triliun menjadi Rp6,71 triliun.
Beban penghasilan lain yang turut bertambah diantaranya beban penghasilan karyawan, pemasaran, umum dan administrasi, serta bagian atas rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama.
Sementara itu, jumlah aset perseroan tercatat meningkat dari Rp63,40 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp104,43 triliun pada paruh pertama tahun ini. Dengan jumlah ekuitas dan liabilitas yang sama-sama mengalami peningkatan.
Jumlah ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp30,28 triliun, sedangkan pada akhir tahun 2021 tercatat sebesar Rp10,30 triliun. Begitupun dengan jumlah liabilitas perseroan yang meningkat dari Rp53,10 triliun menjadi Rp74,16 triliun.
resident Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Vikram Sinha mengatakan, semua indikator keuangan dan komersial IOH menunjukkan momentum positif yang solid pada kuartal II/2022. Kinerja tersebut merupakan hasil dari dukungan terus menerus dari para pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan IOH.
"Kami berkomitmen untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ini untuk meningkatkan gaya hidup digital pelanggan, yang juga sejalan dengan misi IOH dalam menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia," kata dia, Jumat (29/7/2022).