Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Jelang Rapat The Fed Naikkan Suku Bunga

Sejumlah analis merekomendasikan saham di beberapa sektor seperti konsumer, ritel, dan komoditas menjelang rapat The Fed soal kenaikan suku bunga.
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS. Sejumlah analis merekomendasikan saham di beberapa sektor seperti konsumer, ritel, dan komoditas menjelang rapat The Fed soal kenaikan suku bunga. Bloomberg/ Tom Brenner
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS. Sejumlah analis merekomendasikan saham di beberapa sektor seperti konsumer, ritel, dan komoditas menjelang rapat The Fed soal kenaikan suku bunga. Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA — Deretan saham di sejumlah sektor layak dicermati dan dikoleksi menjelang pengumuman kenaikan suku bunga The Fed pada Rabu (27/7/2022) waktu setempat.

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas, Lionel Priyadi mengatakan, jelang pengumuman kenaikan suku bunga The Fed tersebut, pihaknya merekomendasikan investor untuk memperbanyak uang tunai (cash) serta mencermati sejumlah saham di beberapa sektor.

“[Rekomendasi kami] memperkuat posisi defensif di saham-saham rokok, consumer staples, retail staples, telekomunikasi dan menara telekomunikasi, [selain itu] sektor jalan tol juga bisa dijadikan sebagai alternatif,” ujar Lionel dalam riset harian, dikutip Selasa (26/7/2022).

Lebih lanjut, saham sawit juga menarik untuk diperhatikan, menyusul rencana pemerintah yang mempertimbangkan untuk mencabut kewajiban pasar domestik (DMO) dan kewajiban harga domestik (DPO) minyak goreng dan bahan bakunya.

Menurut Lionel, penghapusan kebijakan DMO dan DPO akan membantu industri kelapa sawit untuk mengurangi stok minyak sawit mentah (CPO) mereka yang mencapai 7 juta ton per 24 Juli 2022.

“Kami menilai pemerintah akan bergerak cepat untuk menerapkan kebijakan ini. Menurut kami, perubahan kebijakan ini memberikan peluang trading jangka pendek bagi saham-saham di sektor kelapa sawit,” imbuhnya.

Sementara itu, saham sektor pertambangan khususnya batu bara juga menarik. Pasalnya, saat ini harga batu bara Newcastle rebound dan hampir menyentuh US$400 per metrik ton, akibat ketidakpastian geopolitik yang masih menyelimuti keamanan energi di zona Euro.

“Kami melihat kondisi ini sebagai sinyal peluang trading jangka pendek di saham-saham pertambangan Indonesia,” pungkas Lionel.

Analis Teknikal Samuel Sekuritas, William Mamudi merekomendasikan saham ENRG, CMRY, PTPP dengan rating trading buy, dan BFIN dengan rating trading sell.

Sementara itu, Tim Analis NH Korindo Sekuritas merekomendasikan beli sejumlah saham, di antaranya sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI, sektor konsumer seperti UNVR, AALI, dan ERAA.

Adapun sektor lainnya seperti infrastruktur yang direkomendasikan beli seperti TLKM, JSMR, EXCL, TOWR, WIKA, dan PTPP, sektor properti antaralain CTRA dan PWON, sektor energi PTBA dan ADRO, pertambangan yaitu INCO, ANTM, INTP, dan SMGR, serta industri lainnya seperti ASII.


Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper