Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham perkebunan dan pengolahan CPO masih layak dikoleksi di tengah pemberlakukan kebijakan pungutan ekspor sawit 0 persen.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, adanya kebijakan tarif pungutan ekspor sawit 0 persen dapat memicu kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS).
Selain itu, kebijakan ini juga dapat katalis positif untuk emiten sawit. Hal ini terutama untuk emiten yang nilai ekspornya besar.
"Di tengah turunnya harga CPO global, pungutan ekspor 0 persen ini bisa menjaga kinerja keuangan emiten sawit," jelasnya saat dihubungi, Senin (18/7/2022).
Seiring dengan hal tersebut, Andhika mengatakan saham DSNG dan LSIP masih cukup menarik untuk dicermati. Investor dapat masuk ke DSNG pada level support Rp446 dan target harga Rp500.
Sementara itu, investor dapat melakukan buy on weaknees pada saham SIMP di level Rp434 dengan target harga Rp460.
Baca Juga
Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama menuturkan sejumlah emiten perkebunan masih dapat dicermati oleh para investor. Mirae Asset merekomendasikan saham LSIP pada target harga Rp1.900 dan AALI dengan level harga Rp14.500.
Menurut Nafan, keduanya masih menarik karena merupakan saham berkapitalisasi pasar besar atau big caps. Selain itu, AALI dan LSIP juga masih mencatatkan kinerja fundamental yang solid sepanjang tahun 2022.
Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan pungutan ekspor untuk seluruh produk kelapa sawit dan turunannya menjadi nol rupiah alias gratis hingga 31 Agustus 2022.
Aturan tersebut tertuang dalam Menteri Keuangan (PMK) No.115/2022 yang mengatur perubahan tarif pungutan ekspor terhadap minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya, antara lain tandan buah segar, biji sawit, kelapa sawit, bungki, CPO, palm oil, used cooking oil, fruit palm oil, dll.
"PMK ini menurunkan pajak ekspor menjadi nol rupiah kepada produk sawit dan CPO hingga 31 Agustus 2022," ujar Sri Mulyani sesuai melakukan konferensi pers tentang hasil Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.