Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menelan biaya initial public offering (IPO) sampai dengan Rp574,84 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, emiten teknologi itu menghabiskan dana paling besar untuk biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar Rp262,80 miliar atau 1,2 persen dari total pengeluaran.
Adapun, pengeluaran terbesar kedua berasal dari biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebanyak Rp131,40 miliar atau 0,60 persen dari hasil dana IPO. Meski demikian, BUKA masih mengantongi dana segar sebesar Rp21,32 triliun setelah dikurangi biaya-biaya pencatatan.
Berikut ini adalah rincian biaya-biaya pencatatan IPO Bukalapak:
Biaya jasa penjaminan (underwriting fee) Rp131.404.074.480 0,6000%
Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) Rp262.808.148.960 1,2000%
Biaya jasa penjualan (selling fee) Rp131.404.074.480 0,6000%
Baca Juga
Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal Rp35.645.144.250 0,1685%
Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal Rp153.304.754 0,0007%
Biaya Jasa Konsultasi Keuangan Rp150.000.000 0,0007%
Biaya lain-lain yang dapat diatribusikan Rp13.282.891.726 0,0607%
Jumlah: Rp574.847.638.649 2,4620%
Sementara itu, emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan jumlah take rate yang tinggi hingga kuartal I/2022.
Take rate Bukalapak tercatat meningkat 76 basis points (bps) menjadi 2,31 persen di kuartal I/2022, dari 1,55 persen di kuartal I/2021.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menilai, peningkatan take rate Bukalapak ini cukup baik bagi kinerja BUKA. Menurutnya, take rate ini berpotensi meningkat lagi jika terdapat traction yang berkelanjutan dari inisiatif-inisiatif fintech perseroan.
"Mungkin ada kesempatan [peningkatan take rate] kalau inisiatif-inisiatif fintech ada traction yang berkelanjutan," kata Niko, Senin (4/7/2022).
Sebagai informasi, take rate adalah biaya yang dikenakan oleh pasar atas transaksi yang dilakukan oleh penjual pihak ketiga atau penyedia layanan. Hal ini menjadi salah satu pemasukan bagi perusahaan berbasis teknologi.
Niko memperkirakan take rate BUKA masih dapat mengalami peningkatan 50 bps secara gradual. Meski demikian, Niko menekankan kontribusi margin saat ini lebih penting bagi BUKA dibanding take rate.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo sebelumnya menuturkan, hingga kuartal I/2022, kontribusi margin dari BUKA berkisar di minus Rp50 miliar atau US$3juta - US$4 juta. Menurutnya, kontribusi margin ini menempatkan perseroan di posisi yang paling efisien di industri yang sama.