Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi saham harian (RNTH) anjlok 68,33 persen ke posisi Rp5,25 triliun pada penutupan sesi I perdagangan Selasa (12/7/2022).
Jumlah itu turun hampir separuh dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp8,52 triliun pada Senin (11/7/2022).
Berdasarkan data BEI, pada Juni lalu RNTH masih pada posisi Rp16,58 triliun. Dengan demikian, jumlah itu telah turun 68,33 persen ke posisi Rp8,52 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Rudi Utomo menilai penurunan transaksi saham bukan karena penutupan kode broker dan kode domisili, melainkan karena pengaruh perekonomian global.
"Ini karena pengaruh global saja penurunan tersebut, jadi bukan Karena penutupan kode. Dengan demikian, ketika isu pengaruh global ini sudah mereda investor akan aktif kembali," katanya dikutip Selasa (12/7/2022).
Amerika Serikat (AS) berencana menaikkan kembali suku bunganya 75 basis poin (BPS) pada Juli ini. Selanjutnya, masih ada perjalanan panjang untuk menekan inflasi AS yang telah mencapai 8,6 persen ke cita-citanya di kisaran 3,15 persen pada kuartal IV/2022.
Baca Juga
Lebih lanjut, kenaikan suku bunga The Fed akan membuat dolar AS semakin menguat, dan rupiah semakin melemah. Dengan kondisi ini, pasar khawatir sebentar lagi BI tak punya pilihan lain selain turut menaikkan suku bunga.
Senada Corporate Secretary Panin Sekuritas Prama Nugraha melihat positif atas penutupan kode broker dan domisili, sehingga investor bisa bertransaksi efek secara objektif tanpa mengikuti broker atau domisili investor lain
"Adapun, penurunan transaksi di bursa kebuh dikarenakan pengaruh global sehingga investor lebih berhati-hatii," tambahnya.
Panin Sekuritas lanjutnya lebih memilih berstrategi dengan melakukan sosialisasi ke nasabah atas penutupan kode broker dan domisili tersebut.
Panin Sekuritas lebih banyak melakukan edukasi dan pembaruan pasar kepada nasabah atau investor secara online sehingga mendapatkan informasi yang komprehensif dalam mengantisipasi pergerakan pasar.