Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Transaksi Saham Anjlok ke Posisi Rp8,5 Triliun, Apa Sebabnya?

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) anjlok ke posisi Rp8,52 triliun pada Senin (11/7/2022).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) anjlok ke posisi Rp8,52 triliun pada Senin (11/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) anjlok ke posisi Rp8,52 triliun pada Senin (11/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) anjlok ke posisi Rp8,52 triliun pada Senin (11/7/2022).

Berdasarkan data BEI, pada Juni lalu RNTH masih pada posisi Rp16,58 triliun. Dengan demikian, jumlah itu telah turun 48,73 persen ke posisi Rp8,52 triliun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan, Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan setelah penutupan kode broker, lalu diikuti oleh penutupan domisili investor akhir Juni 2022 kemarin, IHSG cenderung mengalami penurunan dalam transaksinya.

"Hal ini wajar, mengingat banyak investor sebelumnya cenderung membeli saham berdasarkan transaksi dari broker-broker besar dan dari investor asing," jelasnya kepada Bisnis, Senin (11/7/2022).

Menurutnya, kebiasaan tersebut tanpa melakukan riset mendalam pada emiten yang akan dibeli sahamnya, hal ini terkadang membuat harga saham bergerak tidak wajar.

Kebiasaan ini membuat investor turut masuk berharap dan berekspektasi akan mendapatkan momentum kenaikan saham.

"Hal ini tentu cukup beresiko bagi investor tersebut, yang tidak melakukan riset dan tidak memiliki landasan kuat mengapa harus membeli saham tersebut," katanya.

Hal ini menyebabkan investor harus lebih bisa menyesuaikan diri dengan strategi yang lebih jangka panjang. Pilihan ini sebenarnya lebih baik untuk investor juga karena investor 'dipaksa' melakukan riset yang lebih mendalam lagi sebelum membeli saham perusahaan.

Dia menyarankan strategi yang bisa diterapkan investor, terutama investor ritel. Investor lebih disarankan melakukan pendekatan secara fundamental.

"Dengan melakukan riset fundamental dan membeli saham perusahaan berdasarkan kinerja dari perusahaan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper