Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan batu bara milik konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) baru saja merilis laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (IPO).
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/7/2022), ADMR melaporkan, dana IPO tanggal efektif 30 Desember 2021 senilai Rp583,22 miliar setelah dikurangi biaya-biaya, telah digunakan senilai Rp240,5 miliar.
“Penggunaan dana tersebut untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman perseroan senilai US$186,9 juta dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (AEI),” tulis direksi ADMR.
Adapun, sisa dana hasil penawaran umum yang tercatat berjumlah Rp342,7 miliar.
Sebelumnya, ADMR berencana menggunakan 58,83 persen dana IPO untuk pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu Maruwai Coal (MC) untuk belanja modal, namun batal direalisasikan.
Perseroan yang sahamnya digenggam ADRO sebesar 68,54 persen ini berencana masuk bisnis mineral, yaitu usaha smelter aluminium melalui PT Adaro Aluminium Indonesia dengan nilai investasi US$728 juta.
Baca Juga
ADMR melihat adanya kondisi pasar yang kondusif untuk diversifikasi bisnis ke depan, khususnya di sektor pertambangan batu bara metalurgi.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan ADMR akan mengoptimalkan peran sebagai pusat pengelolaan dan pengkoordinasian seluruh bisnis Grup Adaro yang berhubungan dengan produk mineral.
"Untuk saat ini, manajemen memandang investasi pada pengembangan bisnis adalah pilihan terbaik untuk memaksimalkan penciptaan nilai dari ADMR,” paparnya dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, saham ADMR di BEI pada perdagangan sesi kedua hari ini, Selasa (12/7/2022) terpantau parkir di zona hijau dengan penguatan 0,90 persen senilai 1.690.
Sepanjang hari, saham dengan kapitalisasi pasar Rp69,09 triliun tersebut bergerak di kisaran 1.670 hingga 1.705, dan telah mencatatkan perdagangan 69,25 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp118,5 miliar.