Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Adaro Energi Indonesia Tbk. (ADRO) berpotensi tembus level Rp4.400 per saham dengan situasi harga batu bara yang memanas.
RHB Sekuritas memberikan rekomendasi trading buy dengan target harga di Rp4.400 untuk saham ADRO, melihat bullish harga batu bara yang terus berlanjut.
“Kami melihat tren bertahan hingga akhir 2022, karena teka-teki panjang yang menjerat pasokan, seperti larangan impor batu bara Rusia dan bahan bakar fosil lainnya, dan efek musiman pada produksi batubara selama musim hujan di wilayah pengekspor utama yang terus ada,” ungkap Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal dan Andrey Wijaya dikutip Minggu (3/7/2022).
Di sisi lain, salah satu tantangan jangka panjang adalah gangguan dari segmen energi terbarukan yang awalnya kurang layak secara ekonomi, yang dapat menggantikan permintaan batu bara dalam waktu dekat.
“Risiko penurunan lainnya ada pada kemungkinan perubahan kebijakan domestik, misalnya kenaikan pajak royalti, dan kemungkinan kuota DMO yang lebih tinggi, yang perlu dipenuhi,” jelasnya.
Selain itu, Analis Astronacci Gema Goeyardi juga memberikan rekomendasi beli untuk untuk saham ADRO dengan target harga di Rp3.900 melihat permintaan batu bara metalurgi meningkat, didukung oleh pertumbuhan infrastruktur di wilayah Indonesia.
Baca Juga
“Produksi dan konsumsi baja diperkirakan tumbuh pesat tahun ini. Pemenuhan kebutuhan batu bara diperkirakan akan mencapai hampir 400 juta ton pada tahun 2030. Negara-negara berkembang seperti India dan China diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis batubara Indonesia karena diperkirakan permintaan akan tetap stabil di masa mendatang,” kata Gema.
Selanjutnya, permintaan batu bara termal juga diperkirakan masih akan tetap menjadi bagian penting dari bauran energi di negara berkembang di Asia.
“Meskipun dunia saat ini beralih ke energi terbarukan, banyak negara berkembang di Asia masih membutuhkan batu bara untuk pembangkit listrik karena ketersediaannya dan biaya yang terjangkau,” jelasnya.
Pada kuartal I/2022, kinerja ADRO menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang kuat sebesar 76,98 persen YoY menjadi USD$1,22 miliar, meskipun sedikit di bawah proyeksi Shinhan karena penurunan penjualan batubara sebesar 3 persen YoY menjadi 12,20 juta ton.
Sementara itu, produksi batu bara turun 6 persen YoY menjadi 12,15 juta ton, seiring hujan mempengaruhi aktivitas pertambangan pada triwulan tersebut dan juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang melarang ekspor batu bara untuk menghindari krisis listrik dalam negeri.
Namun, harga jual rata-rata (ASP) yang lebih tinggi sebesar 86 persen YoY berhasil mendukung kinerja top line. Beban pokok pendapatan di kuartal I/2022 hanya meningkat 24,01 persen YoY menjadi US$622,78 juta, terutama karena beban royalti yang lebih tinggi, serta ASP yang lebih tinggi.
Kombinasi harga batubara yang lebih tinggi ditambah dengan efisiensi operasional dan pengendalian biaya menguntungkan laba bersih perusahaan, yang melonjak signifikan menjadi US$400,07 juta, dari US$71,75 juta di pada kuartal pertama 2021.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.