Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah acuan global jatuh karena kekhawatiran yang berkepanjangan tentang perlambatan ekonomi yang membayangi tanda-tanda pengetatan pasokan pasar.
Mengutip Bloomberg, Senin (11/7/2022), harga minyak West Texas Intermediate berjangka turun mendekati US$104 per barel setelah pekan lalu membukukan kerugian dalam perdagangan yang fluktuatif.
Kekhawatiran bahwa ekonomi AS mungkin mengarah ke resesi menggantung di pasar karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. China juga menghadapi prospek lebih banyak lockdown karena wabah Covid-19 terus berkobar.
Minyak merosot di bawah US$100 per barel pekan lalu sebelum rebound karena pasar dibingungkan oleh prospek penawaran dan permintaan yang bersaing.
Presiden AS Joe Biden dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi minggu ini selama tur ke Timur Tengah saat ia berusaha untuk menjinakkan kenaikan harga energi yang membebani perekonomian.
Ada beberapa tanda kelegaan bagi Biden. Harga bensin telah jatuh selama 26 hari, termasuk penurunan harian terbesar dalam lebih dari satu dekade. Ini merupakan penurunan beruntun terpanjang sejak April 2020. Harga bahan bakar motor merupakan kontributor utama inflasi dan isu sentral dalam pemilu AS.
Baca Juga
Adapun Shanghai melaporkan kasus Covid pertama sub-varian BA.5 pada Minggu (10/7/2022), memperingatkan risiko sangat tinggi karena meningkatnya wabah Covid di kota itu memicu kekhawatiran akan kembalinya penguncian sebelumnya. Kasus ini ditemukan pada Jumat, Zhao Dandan, wakil kepala komisi kesehatan Shanghai, mengatakan pada konferensi pers.