Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

PM Inggris Boris Johnson Mundur, Poundsterling & Bursa Inggris Menghijau

Poundsterling dan indeks utama Inggris menguat setelah PM Boris Johnson memutuskan akan mengundurkan diri dari posisinya saat ini setelah menghadapi tekanan dari dalam pemerintahannya sendiri.
Aprianto Cahyo Nugroho
Aprianto Cahyo Nugroho - Bisnis.com 07 Juli 2022  |  16:49 WIB
PM Inggris Boris Johnson Mundur, Poundsterling & Bursa Inggris Menghijau
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali dari Parlemen di London, Inggris, pada Rabu (30/12/2020). - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang poundsterling menguat dan bursa saham Inggris menghijau pada perdagangan hari ini, Kamis (7/7/2022), setelah Perdana Menteri Boris Johnson dikabarkan berencana untuk mengundurkan diri.

Berdasarkan data Bloomberg, poundsterling menguat 0,56 persen ke level US$1,1993 pada pukul 16.42 WIB. Sementara itu, idneks FTSE 100 melonjak 1,14 persen ke level 7.188,97.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis (7/7/2022) memutuskan akan mengundurkan diri dari posisinya saat ini setelah menghadapi tekanan dari dalam pemerintahannya sendiri.

Namun, Johnson akan tetap menjalankan tugas sebagai PM sementara hingga Oktober 2022. Setelahnya, pemimpin baru dari partai Konservatif baru akan dilantik tepat saat konferensi tahunan partai.

Investor mengatakan berita rencana pengunduran diri PM Boris Johnson memberikan beberapa bantuan awal untuk aset Inggris, yang telah terpukul oleh inflasi tinggi negara itu, pelemahan ekonomi, dan ketidakpastian politik.

“Pasar valas akan berharap bahwa setiap pemimpin baru akan berusaha untuk memulihkan persatuan partai dan memungkinkan Tories untuk memerintah lebih efektif pada saat krisis biaya hidup membayangi ekonomi,” kata analis Credit Agricole Valentin Marinov, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (7/7/2022).

Sementara itu, analis valas Nomura Jordan Rochester mengatakan penguatan poundsterling menyusul berita pengunduran diri Boris agak sedikit dipaksakan karena tidak ada jaminan bahwa penerusnya akan memberikan dorongan fiskal.

“Tetapi saya memiliki beberapa orang yang mengatakan kepada saya bahwa mereka pikir ini adalah alasan untuk membeli poundsterling, jadi jelas ini adalah langkah yang didorong oleh sentimen,” ungkap Rochester.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Boris Johnson poundsterling bursa inggris
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top