Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Link Net (LINK) Terima Pinjaman Rp2,6 Triliun dari MUFG, Buat Apa Ya?

PT Link Net Tbk. (LINK) menerima pinjaman Rp2,6 triliun dari MUFG Bank Ltd.
Logo Link Net Tbk. (LINK)./linknet.co.id
Logo Link Net Tbk. (LINK)./linknet.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Link Net Tbk. (LINK) menerima pinjaman Rp2,6 triliun dari MUFG Bank Ltd.

Melalui keterbukaan informasi, LINK telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman dan dokumen-dokumen terkait dengan MUFG Bank Ltd.

Adapun batas nilai fasilitas pinjaman sebesar Rp2,6 triliun dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan. Adapun tujuan penggunaan dana untuk membiayai kebutuhan umum Perseroan.

Sebelumnya, LINK tercatat membukukan pendapatan Rp1,05 triliun pada kuartal I/2022. Pendapatan ini turun tipis 1,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,06 triliun.

Pendapatan perseroan yang ditopang oleh broadband internet dan jaringan, televisi kabel, dan lain-lain turun pada kuartal I/2022. Pendapatan dari broadband internet dan jaringan perseroan turun 0,92 persen menjadi Rp496,5 miliar, dari Rp501,1 miliar secara tahunan atau year on year (yoy).

Begitu juga dengan pendapatan dari televisi kabel yang turun 1,84 persen menjadi Rp504,1 miliar, dari Rp513,5 miliar yoy. Sementara itu, pendapatan lain-lain perseroan juga turun 4,88 persen menjadi Rp51,4 miliar, dari Rp54 miliar yoy.

Turunnya pendapatan ini juga turut membuat laba kotor perseroan turun 0,21 persen menjadi Rp851,9 miliar, dari Rp853,7 miliar yoy. Begitu juga laba usaha yang turun signifikan dari Rp358 miliar, menjadi Rp238 miliar di kuartal I/2022.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan juga ikut turun menjadi Rp128 miliar, dari Rp249 miliar yoy. Laba bersih perseroan ini turun 48,5 persen secara tahunan.

Adapun hingga akhir kuartal I/2022, jumlah aset perseroan meningkat menjadi Rp10,3 triliun, dari Rp9,74 triliun sepanjang 2021.

Demikian pula dengan jumlah liabilitas yang meningkat dari Rp4,49 triliun di akhir Desember 2021, menjadi Rp4,92 triliun di akhir Maret 2022. Sementara itu, jumlah ekuitas perseroan juga naik dari Rp5,24 triliun di 31 Desember 2021, menjadi Rp5,37 triliun di 31 Maret 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper