Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Naikkan Suku Bunga, Emas Kembali Berjaya

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$30,3 atau 1,67 persen, menjadi ditutup di US$1.849,9 per ounce, memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat tajam pada akhir perdagangan Jumat pagi waktu Jakarta. Penguatan emas ini ditopang dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah setelah investor mencerna keputusan pengetatan suku bunga dari Federal Reserve sehari sebelumnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$30,3 atau 1,67 persen, menjadi ditutup di US$1.849,9 per ounce, memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut.

Emas berjangka terangkat US$6,1 atau 0,34 persen menjadi US$1.819,60 pada Rabu (15/6/2022), setelah merosot US$18,3 atau satu persen menjadi US$1.813,50 pada Selasa (14/6), dan anjlok US$43,7 atau 2,33 persen menjadi US$1.831,80 pada Senin (13/6/2022).

Penurunan tajam dalam indeks saham Amerika di tengah kekhawatiran tentang prospek ekonomi setelah kenaikan suku bunga terbesar Federal Reserve sejak 1994 juga turut mendukung emas.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu untuk menjinakkan inflasi setelah indeks harga konsumen AS naik 8,6 persen YoY di bulan Mei, terbesar sejak 1994.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Rabu (15/6/2022) bahwa bank sentral akan memberikan kenaikan besar lainnya pada Juli, tetapi kenaikan 75 basis poin hari ini adalah yang luar biasa besar dan tidak mengharapkan pergerakan sebesar ini menjadi hal biasa.

Lebih lanjut, keputusan The Fed mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Amerika yang berjangka waktu lebih lama lebih rendah dan mendorong dolar dari tertinggi dua dekade, yang membawa emas lebih tinggi.

"Pembelian lindung nilai inflasi, potensi permintaan safe-haven versus tekanan dari rezim suku bunga yang lebih tinggi menjaga harga emas seimbang," ujar Michael McCarthy dari Tiger Brokers.

Data ekonomi yang dirilis Kamis (16/6/2022) lebih lanjut mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun 3.000 menjadi 229.000 dalam pekan yang berakhir 11 Juni. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 215.000.

Sementara itu, logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Juli naik 46,5 sen AS atau 2,17 persen, menjadi ditutup pada US$21,885 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper