Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Waswas Tunggu Hasil FOMC Meeting, Harga Bitcoin Bisa Anjlok Ke US$13.000?

Harga Bitcoin sempat naik ke kisaran US$21.963 sebelum kembali turun ke level US$20.589,76 pada perdagangan hari ini, Rabu (16/6/2022), sehari sebelum The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga.
Harga Bitcoin sempat naik ke kisaran US$21.963 sebelum kembali turun ke level US$20.589,76./Freepik
Harga Bitcoin sempat naik ke kisaran US$21.963 sebelum kembali turun ke level US$20.589,76./Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin dan aset kripto lainnya masih terpantau melemah di tengah sikap investor yang menanti hasil pertemuan FOMC The Fed. Keputusan bank sentral AS tersebut untuk menaikkan suku bunga berpotensi membawa harga Bitcoin jatuh di kisaran US$13.000.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Rabu (15/6/2022) harga Bitcoin sempat naik ke kisaran US$21.963 sebelum kembali turun ke level US$20.589,76. Harga aset kripto lain seperti Ethereum, Solana, dan Polkadot juga sempat merangkak naik sebelum kembali terkoreksi.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan kenaikan sementara tersebut bukan menjadi indikator akan terjadi pergerakan yang bullish. Investor mengira penurunan sudah selesai dan mulai percaya akan pembalikan arah, tetapi dari situ cuma space saja sebelum market melanjutkan penurunan.

Kenaikan ini juga diakibatkan dari posisi short yang dilakukan oleh trader untuk sedikit mengambil keuntungan dan mencegah harga-harga aset kripto terjun bebas ke bawah titik support-nya.

"Pullback atau koreksi sementara ini terjadi karena banyak trader yang mengambil posisi short sehingga transaksi sedikit terjadi. Mereka juga ingin mencegah harga kripto anjlok, karena sentimen The Fed nantinya. Jika itu terjadi, maka aksi jual besar-besaran diperkirakan tak terbendung," kata Afid dikutip dari keterangan resminya, Rabu (15/6/2022).

Afid menjelaskan, secara umum investor masih memilih untuk menahan aksi beli karena menunggu keputusan pasti kebijakan moneter The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin di bulan ini. Namun, tidak menutup kemungkinan The Fed bakal mengerek suku bunga hingga 75 basis poin menyusul data inflasi AS Mei lalu yang ternyata cukup mengejutkan.

"Kombinasi suku bunga AS yang tinggi dan ketakutan akan resesi sebagai faktor makro utama yang menyebabkan pasar penurunan kripto saat ini. Bear market akan terhenti, jika The Fed melonggarkan kebijakan moneter hawkish dengan menghentikan kenaikan suku bunga. Itu bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan," jelasnya.

Investor kripto masih gugup menunggu kenaikan suku bunga terbaru The Fed, yang diyakini oleh banyak pengamat akan menjadi 0,75 basis poin. Kenaikan yang tinggi ini akan berpengaruh pada harga Bitcoin dan juga altcoin lainnya.

"Ada kemungkinan jika The Fed menaikan suku bunga sebanyak 75 basis poin, kita bisa melihat Bitcoin akan menuju ke harga US$18.000. Namun, jika hanya menaikan 50 basis point, mungkin Bitcoin hanya bergerak ke kisaran US$20.000. Titik bottom Bitcoin dari MA 20 dari cycle ini adalah US$13.000. Secara historis, ini pernah terjadi di bulan Maret 2020," ungkap Afid.

Ke depannya investor tampak masih takut dengan pergerakan nilai Bitcoin, terlihat dari Bitcoin Fear & Greed Index yang masih melemah di posisi Extreme Fear, sehingga aksi beli sulit dilakukan. Jika harga BTC masih anjlok, hal yang sama pun akan terjadi pada altcoin lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper