Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi PT BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM) melihat tren tumbuhnya minat investor terhadap instrumen investasi berkelanjutan alias sustainable investment.
Priyo Santoso, Presiden Direktur PT BNP Paribas AM mengungkap bahwa hal ini turut tergambar dari pertumbuhan dana kelolaan reksa dana berbasis environment, social, dan governance (ESG) besutannya.
"Pada Desember 2021, dana kelolaan reksa dana berbasis ESG di BNP Paribas AM mencapai Rp5,2 triliun, naik signifikan dibanding 2019 yang hanya sekitar Rp1 triliun. Artinya, permintaan akan investasi berbasis ESG di Indonesia mulai menunjukkan tren kenaikan," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (14/6/2022).
Pertumbuhan juga terjadi di industri reksa dana di Indonesia, di mana pada 2021 telah ada 15 produk reksa dana berbasis ESG . BNP Paribas AM sendiri menyumbang 3 produk, yaitu Reksa Dana Indeks BNP Paribas SRI-KEHATI, Reksa Dana Syariah BNP Paribas Cakra Syariah USD, dan Reksa Dana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD.
"PT BNP Paribas AM menyadari bahwa isu sosial dan lingkungan memainkan peran yang sangat penting saat ini dan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kita semua memiliki andil untuk ikut terlibat dalam menjaga lingkungan dan bumi melalui berbagai cara karena kitalah yang menjadi The Future Makers. Kami sebagai manajer investasi pun ikut menerapkannya lewat investasi," tambahnya.
Terlebih, topik keberkelanjutan dan inklusivitas saat ini merupakan topik yang hangat dibicarakan dan merupakan salah satu tujuan dari pertemuan Presidensi G20 Indonesia.
Baca Juga
Topik keberkelanjutan ini bukan hanya merupakan fokus para pemimpin dunia, melainkan juga menjadi perhatian masyarakat, khususnya generasi muda yang sangat memperhatikan masa depan yang berkelanjutan, di antaranya mengenai pelestarian lingkungan dan isu sosial lainnya.
Nilai aset dana kelolaan yang mengusung tema berkelanjutan di Asia (tidak termasuk Jepang) tercatat melonjak dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi US$71 miliar di kuartal I/2022, walaupun masih cukup jauh bila dibandingkan dengan Eropa yang telah mencapai US$2,2 triliun di periode yang sama.
Tercatat generasi milenial di dunia lebih tertarik pada investasi yang berkelanjutan atau memiliki dampak positif pada sosial dan lingkungan.
Salah satu alasan yang menarik para investor khususnya generasi muda terhadap investasi yang berkelanjutan, yaitu harapan agar perusahaan dan kegiatan bisnis dapat mengelola SDA secara ramah lingkungan, serta memperhatikan kesejahteraan SDM.
Hal ini demi masa depan generasi selanjutnya dapat tetap menikmati sumber daya alam yang ada dengan kualitas yang sama dan bahkan lebih baik.
Priyo melanjutkan pihaknya berupaya menawarkan solusi investasi yang berkelanjutan melalui tema produk dan strategi investasi yang berfokus pada jangka panjang, proses investasi yang terstruktur yang menekankan tata kelola yang baik yang diformulasikan dalam produk reksa dana yang secara khusus mengusung tema ESG dan sustainable responsible investment (SRI).
"Kami berupaya memberikan nilai tambah bagi investor muda untuk dapat berinvestasi sambil berkontribusi positif terhadap lingkungan dan sosial. Hal ini kami lakukan, misalnya dengan menambahkan fitur dana sosial ke dalam reksa dana kami untuk disalurkan ke pengembangan program sosial," jelasnya.
Terakhir, Priyo menjelaskan setidaknya ada 3 manfaat investasi dengan tema berkelanjutan. Pertama, membantu upaya mengatasi masalah perubahan iklim global. Kedua, investor bisa berinvestasi sambil berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan kegiatan sosial.
"Salah satu bentuk nyata investasi ini adalah reksa dana SRI yang ditawarkan oleh Manajer Investasi yang memiliki fitur untuk menyisihkan sebagian dari total dana kelolaannya untuk disalurkan ke program yang mendukung pelestarian lingkungan dan memberikan dampak sosial yang baik," ujarnya.
Ketiga, investasi berkelanjutan secara historis juga memberikan imbal hasil jangka panjang yang kompetitif dengan pengelolaan risiko yang lebih baik dibandingkan dengan investasi konvensional.
Selain itu, investasi jenis ini juga dapat membantu investor untuk menghindari potensi isu yang kontrovesial yang dapat mempengaruhi kinerja dari instrumen investasi tersebut.
"Pada investasi berbasis ESG, tim investasi mempertimbangkan kriteria ESG ke dalam pemilihan instrumen investasi sebelum mengambil keputusan investasi. Kriteria ESG ini digunakan untuk memilih emiten dengan penerapan praktik bisnis sesuai standar ESG yang baik," tutupnya.