Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa (14/6/2022) menantikan langkah-langkah Federal Reserve AS dalam meredam inflasi.
Mengutip data Bloomberg, pukul 11.00 WIB harga emas Comex mengalami penuruan 0,28 persen atau 5,20 poin ke US$1.826,6 per troy ons. Sementara itu, harga emas Spot naik 0,33 persen atau 5,94 poin ke US$1.825,2 per troy ons.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa salah satu penekan harga emas disebabkan oleh data inflasi Amerika Serikat yang di luar dugaan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Bulan lalu, inflasi AS berada di 8,3 persen kemudian bulan ini berada di posisi 8,6 persen.
"Ini mengindikasikan bahwa inflasi di Amerika cukup tinggi dan harga-harga akan relatif lebih mahal," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (14/6/2022).
Pasar juga tengah menantikan rencana Bank Sentral Amerika Serikat pekan ini, pada Kamis (16/6/2022) melakukan pertemuan dan kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin. Kenaikan suku bunga juga diperkirakan tidak hanya dilakukan pada bulan ini, tapi juga pada bulan berikutnya.
Sejumlah badan pemeringkat internasional seperti IMF dan Bank Dunia memperkirakan bahwa inflasi di Amerika kemungkinan besar sampai akhir 2022 bisa mencapai di 9 persen ini mengindikasikan bahwa Bank Sentral Amerika harus sigap untuk menangani ini kenaikan inflasi.
Baca Juga
“Karena kalau seandainya terlalu agresif dalam menaikkan inflasi, ada kemungkinan besar yang akan terjadi resesi,” paparnya.
Selain itu, permasalahan antara Rusia-Ukraina juga sangat mendominasi perekonomian Eropa dan Amerika, meskipun Asia sedikit lebih bagus.
Selanjutnya, Shanghai yang sebelumnya sudah melonggarkan lockdown, kembali melakukan lockdown lagi karena kondisi Covid-19 varian baru di Shanghai kembali lagi mengalami peningkatan. Hal itu juga tidak hanya terjadi di Shanghai, tapi juga di kota-kota lainnya.
“Inilah yang mengindikasikan bahwa kemungkinan besar China pun juga akan mengalami pelemahan, inflasi juga akan cukup tinggi sehingga ini berpengaruh terhadap penurunan harga emas dunia maupun logam mulia,” jelas Ibrahim.
Melihat dari kondisi tersebut, Ibrahim memperkirakan kemungkinan besar emas dunia akan berada pada rentang harga antara US$1.830 dan terendahnya bisa mencapai US$1.819 per troy ons.