Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) melepas kepemilikan sejumlah aset pada unit bisnis tehnya dengan nilai 5,49 juta euro atau sekitar Rp84,6 miliar kepada Ekaterra. Aset bisnis ini mencakup mesin produksi dan perlengkapannya yang berlokasi di Cikarang dan Agriwangi.
Transaksi ini dilakukan setelah perusahaan induk UNVR, Unilever Plc., menjual bisnis tehnya Ekaterra dengan nilai US$5,1 miliar kepada CVC Capital Partners pada November 2021.
“Sehubungan dengan pengalihan aset bisnis dari perseroan kepada Ekaterra berdasarkan Perjanjian Pengalihan Aset, Ekaterra akan melakukan pembayaran kepada perseroan sebesar 5,49 juta euro,” tulis manajemen UNVR melalui keterbukaan informasi, Selasa (7/6/2022).
Sejalan dengan proses pengalihan aset bisnis ini, UNVR juga diperkenankan menggunakan aset bisnis yang dimaksud tanpa dikenakan biaya apapun untuk memproduksi produk teh dan suplemen selama masa pengalihan.
“Perseroan akan terus menggunakan aset bisnis untuk memproduksi produk ekspor untuk Ekaterra selama masa transisi, sampai saat di mana aset bisnis dipindahkan ke lokasi Ekaterra dan dapat beroperasi secara mandiri. Kontrak aktivitas produksi antara perseroan dan Ekaterra adalah bisnis pada umumnya,” terang manajemen Unilever Indonesia.
Bisnis teh domestik Unilever Indonesia sejatinya tidak termasuk dalam transaksi penjualan yang dilakukan Unilever Plc. Meski demikian, sebagai bagian dari transaksi tersebut dan untuk mengoptimalkan biaya dan operasi secara lokal, Unilever Indonesia memutuskan menjual aset mesin produksi dan perlengkapannya yang berlokasi di Cikarang dan Agriwangi ke Ekaterra.
Baca Juga
Sebagaimana diwartakan Bisnis sebelumnya, Ekaterra memiliki portofolio 34 merek termasuk Lipton, PG Tips, Pukka, T2 dan TAZO, dan menghasilkan pendapatan sekitar 2 miliar euro tahun lalu. Unilever mengatakan mereka menargetkan dapat menyelesaikan proses penjualan pada paruh kedua 2022.
Penjualan unit bisnis teh menjadi tonggak bisnis penting bagi Chief Executive Officer Unilever Alan Jope. Dalam beberapa kesempatan, dia menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan sejumlah penyesuaian bisnis, termasuk melepas sejumlah lini usahanya untuk mengubah portofolio perusahaan agar dapat mengikuti perubahan selera konsumen.