Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham anggota indeks IDX BUMN20 dinilai masih layak dikoleksi seiring dengan prospeknya yang masih cerah.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M. M. mengatakan reli pada indeks IDX BUMN20 masih akan berlanjut pada semester II/2022.
Optimisme tersebut, lanjut dia, didasari pada hasil kinerja pada kuartal I/2022 dimana sebagian besar emiten BUMN mencatatkan laba yang positif.
Prospek IDX BUMN20 akan ditopang oleh sentimen-sentimen dari dalam negeri seperti tren pemulihan ekonomi dan rilis data indikator terkait. Di sisi lain, Roger menuturkan IDX BUMN20 juga akan menghadapi sejumlah sentimen global yang akan menekan kinerjanya.
“Beberapa sentimen yang akan diperhatikan pasar adalah tren kenaikan suku bunga The Fed dan kenaikan inflasi yang saat ini terjadi di AS,” jelasnya saat dihubungi, akhir pekan ini.
Seiring dengan hal tersebut, Roger menyebutkan masih ada beberapa saham penghuni IDX BUMN20 yang masih dapat dicermati investor. Dia merekomendasikan sejumlah saham dari sektor perbankan seperti BMRI di target harga Rp10.200, BBNI di level Rp9.575, dan BBRI di level Rp5.450.
Baca Juga
“Pada sektor energi, kami melihat perkembangan konflik benua Eropa yang berpotensi menguntungkan harga komoditas serta pemulihan ekonomi China bisa menguntungkan, terutama bagi batubara dan nikel,” jelasnya.
Sementara itu, kinerja positif IDX BUMN20 sepanjang paruh pertama tahun ini dapat dikaitkan dengan siklus pemulihan ekonomi yang membuat kinerja emiten emiten dalam indeks tersebut ikut cemerlang.
Dia menjelaskan, beberapa data ekonomi menunjukkan terjadinya pemulihan ekonomi. Hingga Mei 2022 data ekonomi Indonesia cukup baik ditandai dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen, surplus neraca perdagangan, PMI manufaktur yang ekspansif dan stabilnya nilai tukar rupiah.
Kenaikan harga komoditas juga turut menopang reli pada indeks IDX BUMN20. Sentimen ini menguntungkan bagi beberapa sektor, diantaranya komoditas logam dan batu bara.
“Beberapa kinerja cukup signifikan terjadi pada beberapa emiten sektor pertambangan seperti ANTM, TINS dan PTBA,” katanya.