Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sritex (SRIL) Rugi Rp15,66 Triliun, Ekuitas Jadi Negatif pada 2021

Sritex (SRIL) berbalik mencetak rugi bersih US$1,08 triliun atau Rp15,66 triliun per akhir tahun 2021, dari posisi laba bersih US$85,32 juta atau Rp1,2 triliun pada 2020.
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex mencetak rugi bersih mencapai US$1,08 miliar setara Rp15,66 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) sepanjang 2021. Penjualan perseroan merosot dan tak mampu menanggulangi beban pokok yang membengkak. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 yang telah diaudit, dikutip Selasa (31/5/2022), emiten berkode SRIL ini mencatatkan penjualan sebesar US$847,52 juta setara Rp12,28 triliun turun 33,93 persen dibandingkan dengan 2020 yang membukukan penjualan US$1,28 miliar setara Rp18,56 triliun.

Penurunan penjualan tersebut tidak dibarengi penurunan beban pokok penjualan. Malah, beban pokok penjualan perseroan naik 15,35 persen menjadi US$1,21 triliun dari US$1,05 triliun tahun 2020.

Walhasil, perseroan mencatatkan rugi bruto pada 2021 sebesar US$369,74 juta berbanding terbalik dengan laba bruto tahun 2020 yang sebesar US$227,06 juta.

Beban-beban SRIL juga malah meningkat sepanjang 2021 dengan beban penjualan tercatat naik menjadi US$39,45 juta, beban umum dan administrasi naik menjadi US$48,44 juta.

Pemberat selanjutnya, SRIL mencatatkan cadangan kerugian penurunan nilai persediaan sebesar US$475,48 juta dari tahun sebelumnya yang tidak ada.

Perreoan juga mencatatkan kerugian penghapusan aset tetap US$212.025, kerugian penurunan nilai aset tetap US$85,06 juta.

Dengan begitu, SRIL mencatatkan rugi dari operasi sebesar US$1,06 triliun setara Rp15,37 triliun pada 2021 berbanding terbalik dengan laba operasi sebesar US$175,8 juta setara Rp2,54 triliun pada 2020.

Dengan demikian, SRIL berbalik mencetak rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,08 triliun atau Rp15,66 triliun per akhir tahun 2021, dari posisi laba bersih US$85,32 juta atau Rp1,2 triliun.

Adapun, jumlah aset SRIL tercatat turun 33 persen menjadi US$1,23 miliar setara Rp17,83 triliun pada 2021 dibandingkan dengan US$1,85 miliar setara Rp26,82 triliun pada 2020.

Sayangnya, total liabilitas SRIL malah melonjak 38,5 persen sepanjang 2021 dari US$1,17 miliar setara Rp16,96 triliun menjadi US$1,63 miliar setara Rp23,63 triliun.

Dengan demikian, SRIL mencatatkan ekuitas negatif atau defisiensi modal sebesar US$398,81 juta setara Rp5,77 triliun per 2021 dari ekuitas positif US$672,41 juta setara Rp9,74 triliun pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper