Bisnis.com, JAKARTA— Saham Allo Bank (BBHI) menjadi satu-satunya saham bank digital yang masih berkinerja positif secara year-to-date, tetapi dalam sebulan terakhir juga sudah turun cukup dalam. Kendati kini sektor bank digital tengah tertekan akibat tren kenaikan suku bunga global, prospek BBHI masih menjanjikan.
Berita tentang Allo Bank menjadi salah satu pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selanjutnya juga beberapa isu ekonomi dan industri lainnya seperti kendurnya perang dagang Amerika Serikat- China, Surat Berharga Negara, kawasan industri hijau, hingga wabah PMK.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Rabu (25/5/2022)
Prospek Saham BBHI di Tengah Ambisi Besar Chairul Tanjung
PT Allo Bank Indonesia Tbk. tengah menjadi sorotan akhir-akhir ini seiring dengan diluncurkannya aplikasi digital banking perusahaan serta ambisi Chairul Tanjung selaku ultimate shareholder untuk menjadikan aplikasi tersebut super app dalam 3 tahun.
Saham bank digital tahun ini tidak lagi sekuat tahun lalu. Sektor ini justru cenderung mengalami tekanan yang berat tahun ini, padahal tahun lalu menjadi primadona bersama dengan sektor teknologi pada umumnya.
Namun, di antara bank-bank digital yang ada, saham emiten dengan kode BBHI tersebut justru masih mampu mencatatkan kinerja positif secara year-to-date (YtD). Tidak tanggung-tanggung, hingga penutupan perdagangan hari ini, Selasa (24/5), saham BBHI sudah naik 22,04 persen YtD.
Kupon Makin Tinggi, SBR011 Diprediksi Bakal Laris Manis
Seri terbaru yang bakal diterbitkan negara, yakni seri Saving Bond Retail (SBR) SBR011 pun akhirnya harus ditawarkan dengan tingkat kupon yang jauh lebih tinggi dibanding seri-seri sebelumnya, yakni sebesar 5,50 persen.
Bahkan, besaran kupon itu pun masih berpotensi meningkat lebih tinggi lagi jika nantinya Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya, sebab seri SBR memiliki ciri kupon mengambang dengan batas bawah atau floating with floor.
Artinya, kupon sebesar 5,50 persen adalah batas bawahnya (floor) yang tidak akan diturunkan meski suku bunga acuan turun, tetapi besaran kupon ini akan meningkat jika suku bunga acuan meningkat.
Perang Dagang AS-China Mengendur, Biden Siap Cabut Tarif Impor
Presiden Amerika Serikat Joe Biden melontarkan wacana untuk mengendurkan tarif impor atas produk-produk dari China. Jika hal ini terwujud, perang dagang antara AS dan China otomatis mengendur.
Sebelum melontarkan wacana penghapusan tarif impor produk China, AS berencana memberikan paket bantuan militer kepada India. Seperti diketahui, selama ini China dan India adalah “sahabat baik” Rusia yang telah menyelamatkan perdagangan luar negeri pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Langkah Biden bisa saja diartikan sebagai upaya Washington merangkul China dan India agar berpaling dari Rusia. Namun, di luar kemungkinan tersebut, hal yang paling nyata adalah inflasi di dalam negeri AS yang kian menggerogoti kepercayaan publik terhadap pemerintahan Biden.
Gagap Hadapi Serangan Mendadak Wabah PMK
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti ternak sapi makin mengganas belakangan ini hingga memicu kekhawatiran banyak pihak menjelang hari raya Idul Adha 2022.
Kementerian Pertanian mencatat per 22 Mei 2022 PMK sudah menyebar hingga 16 provinsi yang mencakup 82 kabupaten/kota di seluruh Tanah Air. Adapun total hewan ternak yang terjangkiti 5.454.454 ekor dan 20.723 ekor hewan sakit.
Wabah terus meluas di tengah keterlambatan Kementerian Pertanian untuk mendeteksi penyebaran dan keterbatasan kemampuan untuk menanggulangi PMK hingga hingga mengundang kecemasan banyak pihak.
Meski begitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tampak berusaha menenangkan situasi. Angka kesakitan dari PMK diangap relatif kecil dibandingkan dengan jumlah total populasi yang terdampak.
Implementasi Bersama Lewat Kawasan Industri Hijau
Upaya menggenjot implementasi industri hijau, pemerintah juga menempuhnya melalui penerapan bersama di kawasan industri oleh para pelaku usaha
Untuk itu pemerintah menyiapkan dua kawasan industri untuk membangun industri hijau di Tanah Air yakni di Batang, Jawa Tengah dan Tanah Kuning, Kalimantan Utara.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan semua dilakukan dalam rangka membangun ekosistem industri yang ramah lingkungan dan energi baru terbarukan.
Bagaimana Indonesia menyiapkan itu? Kami sudah menyiapkan dua kawasan industri terbaik sekarang," katanya dalam diskusi di World Economic Forum (WEF) 2022 Davos, Swiss, awal pekan ini.