Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas acuan global menguat pada akhir perdagangan Selasa (24/5/2022) waktu New York, memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut, ditopang oleh berlanjutnya pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Mengutip Antara, Rabu (25/5/2022), emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$17,60 atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada US$1,865,40 per ounce.
Emas berjangka terdongkrak US$5,7 atau 0,31 persen menjadi US$1.847,80 pada Senin (23.5/2022), setelah menguat US$0,9 atau 0,05 persen menjadi US$1.842,10 pada Jumat (20/5/2022), dan melonjak US$25,3 atau 1,39 persen menjadi US$1.841,20 pada Kamis (19/5/2022).
Di awal sesi, emas berjangka sempat mencapai US$1.868,80, tertinggi dalam dua minggu. Terlebih lagi, emas kontrak Juni 2022 telah berhasil bertahan di zona hijau untuk sesi keempat berturut-turut, terpanjang sejak kemenangan beruntun lima hari antara 7 dan 13 April.
Indeks dolar, musuh emas, tergelincir dari tertinggi 20 tahun di atas 105 pada awal Mei menjadi sedikit di atas 101 pada Selasa (24/5/2022), mencatat penurunan lebih dari tiga persen.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga telah jatuh, turun hampir 3,7 persen hanya pada Selasa (24/5/2022) saja dan menuju kerugian minggu ketiga berturut-turut.
Baca Juga
Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS turun 16,6 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 591.000 pada April, tingkat terendah sejak April 2020. Penurunan itu jauh lebih buruk daripada yang diproyeksikan para analis.
Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa S&P Global turun menjadi 53,5 pada Mei dari 55,6 pada April, terendah empat bulan dan di bawah perkiraan konsensus 55,0 dari para ekonom. Indeks PMI manufaktur AS turun menjadi 57,5 pada Mei dari 59,2 pada April, sesuai dengan perkiraan ekonom 57,4.
"Tren naik saat ini dapat berlanjut ke US$1.900 dan US$1.910 di mana momentum dapat habis," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di skcharting.com.
Sementara itu, Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA, mengatakan emas akan tetap didukung sentimen tekanan inflasi, situasi Covid China yang tidak diketahui, dan perusahaan-perusahaan Amerika terus memangkas prospek mereka.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 34 sen atau 1,57 persen, menjadi ditutup pada US$22,063 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$7,4 atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada US$942,9 per ounce.