Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks LQ45 diprediksi masih bakal melempem hingga akhir Mei 2022. Kendati demikian, sejumlah sektor dan saham di dalamnya masih menarik untuk cermati.
Senior Investment Information Mirae Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan secara teknikal Indeks LQ45 semestinya bakal cenderung bergerak fluktuatif hingga akhir Mei 2022. Namun, wadah yang mengukur kinerja 45 saham pilihan itu sebenarnya masih dalam tren kenaikan.
"Kalau melihat dari pergerakan bursa baik dari regional Asia saat ini, dan sebelumnya di AS, memang kemungkinan besar sentimen penetapan The Fed yang telah dilakukan awal bulan ini mungkin agak sedikit mereda, jika sebelumnya menurun signifikan," jelasnya kepada Bisnis, Senin (16/5/2022).
Dia malah menilai momentum bearish jangka pendek akibat sentimen global ini dapat menjadi waktu tepat masuk ke pasar terutama menyasar saham-saham big caps anggota LQ45.
Alasannya, pasar modal tetap bakal mendapatkan katalis positif dari indikator ekonomi Indonesia masih sesuai ekspektasi. Apabila melihat pertumbuhan ekonomi kuartal I/2022 yang tumbuh 5,01 persen, tingkat inflasi umum yang masih dalam jangkauan perkiraan BI, hingga tingkat inflasi ini juga masih menunjukkan indikator positif.
"Tingkat inflasi inti masih menunjukkan apresiasi kenaikan persentase, menggambarkan tingkat daya beli masyarakat sudah mengalami pemulihan. Selain itu, indeks keyakinan konsumen 7 bulan berturut-turut masih tumbuh optimistis terkait pemulihan ekonomi, penjualan ritel juga masih terus tumbuh," paparnya.
Baca Juga
Selain itu, dari dalam negeri laporan keuangan kuartal I/2022 dari sejumlah emiten juga bakal membantu kinerja indeks LQ45.
"Sekaligus paling pemberitaan mengenai aksi korporasi emiten, dividen, stock split, atau rights issue, mestinya manfaatkan kondisi IHSG oversold teknikal, momentum bottom fishing bagi investor menurut saya," tuturnya.
Data neraca perdagangan, lanjut dia, juga bakal dirilis pada pekan ini, seiring dengan tren harga komoditas nonmigas Indonesia seharusnya mampu membuat neraca perdagangan surplus.
Menjelang akhir Mei 2022, sentimen penetapan BI 7DRRR bakal menjadi data yang ditunggu investor. Namun, BI masih memiliki ruang tidak menaikkan BI rate seiring dengan upaya pemulihan ekonomi.
Adapun, memanfaatkan periode pelemahan LQ45 sejumlah emiten yang secara fundamental menarik dapat menjadi pilihan investor. Sektor-sektor yang menurutnya menarik finansial, kesehatan, industri, energi, transportasi, konsumer nonsiklikal, hingga industri dasar.
Daftar saham-saham LQ45 pilihan utamanya yakni ADRO, ANTM, BBNI, BBRI, ITMG, LPPF, dan UNTR.