Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Indonesia Tetap Solid, Mirae Asset Sekuritas Jagokan Saham Batu Bara

Sektor pertambangan menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang paling besar di kuartal pertama 2022.
Alat berat memindahkan batu bara ke dump truck di tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Khotai Makmur Insan Abadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Alat berat memindahkan batu bara ke dump truck di tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Khotai Makmur Insan Abadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Performa usaha sejumlah emiten di dalam Indeks LQ45 sepanjang kuartal I/2022 cemerlang, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat membawa optimisme bahwa perekonomian Indonesia tetap kuat meski diterpa berbagai sentimen negatif global.

Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menyebutkan per 10 Mei 2022, dari 45 perusahaan di LQ45, 23 telah merilis kinerja kuartal I/2022. Laba bersih agregat tiga bulan pertama tahun ini tumbuh signifikan 79,1 persen YoY dan naik 35,5 perden QoQ.

"Sektor pertambangan menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang paling besar di kuartal pertama 2022 di 335,7 persen YoY," tulisnya dalam riset, Selasa (17/5/2022).

Kombinasi antara membaiknya mobilitas masyarakat dan berlanjutnya harga komoditas CPO, nikel, dan batu bara yang menguntungkan akan terus memperkuat pertumbuhan laba bersih di kuartal-kuartal mendatang.

Selain itu, PDB kuartal I/2022 Indonesia 5,01 persen YoY melampaui perkiraan konsensus 4,95 persen YoY, memicu optimisme bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat. 

"Konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi mendukung pertumbuhan PDB. Ke depan, kami memperkirakan PDB Indonesia pada kuartal-kuartal mendatang akan tetap solid didukung oleh kombinasi mobilitas yang membaik dan harga komoditas yang kuat," ungkapnya.

Kebijakan pengetatan moneter AS dapat membawa sentimen negatif. The Fed sedang dalam mengurangi likuiditas, tetapi fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi siklus pengetatan kali ini. 

Latar belakang makro Indonesia berbeda dengan siklus kenaikan suku bunga tahun 2013 dan 2018. Rupiah diperkirakan akan cukup stabil didukung oleh surplus perdagangan yang berkelanjutan dan cadangan devisa yang relatif kuat.

"Kami menambahkan ASII, MPMX, INDF dan HMSP ke stock picks kami. Stock picks kami condong ke tambang batubara, jasa pertambangan, shipping, automotive, non cyclical consumer dan rokok yaitu ITMG, ADRO, UNTR, SMDR, MPMX, ASII, INDF dan HMSP," kata Hariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper