Bisnis.com, JAKARTA — Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) mengenai Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unit linked dinilai berdampak tidak langsung bagi penurunan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana pada April 2022.
Executive Director Sinarmas Asset Management Jamial Salim menyampaikan dampak tidak langsung ini berkaitan dengan SEOJK Nomor 5/SEOJK.05/2022 terkait unit linked tersebut karena pilihan industri asuransi untuk berinvestasi menjadi terbatas.
“[Penurunan dana kelolaan reksa dana] terkena dampak secara tidak langsung karena industri asuransi pilihannya terbatas dan tidak dapat berinvestasi di reksa dana selain yang berbasis obligasi negara,” jelas Jamial kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Sementara itu, Jamial berpendapat bahwa penurunan signifikan dari AUM reksa dana pada bulan April secara industri disebabkan oleh penurunan dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap.
Adapun, berdasarkan OJK yang dikutip pada Senin (16/5/2022), dana kelolaan reksa dana produk reksa dana secara industri per 28 April 2022 ada di posisi Rp566,44 triliun.
Realisasi tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan catatan per akhir Maret 2022 sebanyak Rp568,19 triliun.
Baca Juga
Jika diperhatikan, AUM reksa dana sepanjang tahun dari bulan ke bulan terus mengalami penurunan. Pada Januari 2022, tercatat sebesar Rp574,63 triliun, lalu pada bulan Februari 2022 menurun ke Rp570,83 triliun.
Tidak hanya total dan kelolaan yang mengalami penurunan, total unit penyerta reksa dana juga turut mengalami penurunan dari bulan ke bulannya.
Di sisi lain, Jamial mengungkapkan bahwa di Sinarmas Asset Management secara keseluruhan dana kelolaannya masih cukup stabil dan sesuai dengan target perusahaan dan telah menyusun beberapa strategi untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun ini.
“[Strategi Sinarmas AM meningkatkan dana kelolaan tahun ini] melalui kinerja investasi reksa dana yang diatas rata-rata dan menambah distribusi atau agen penjual reksa dana,” ungkapnya.