Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi kemitraan emiten distributor bahan bakar dan kimia dasar PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) dengan raksasa migas British Petroleum (BP) bakal makin terasa pada periode 2022 ini.
Sebagai informasi, kemitraan keduanya terjalin lewat bisnis pompa bensin ritel BP-AKR lewat PT Aneka Petroindo Raya, serta distribusi bahan bakar penerbangan lewat PT Dirgantara Petroindo Raya. Selain itu, AKRA juga menjadi distributor resmi pelumas Castrol yang merupakan anak usaha BP.
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo memberikan bocoran bahwa pihaknya pun mulai menjajaki potensi perluasan kerja sama lanjutan dengan BP terkait dengan bahan bakar gas (BBG), terutama berbentuk liquefied natural gas alias LNG.
"Kami sudah ada MoU dengan BP terkait hal ini, harapannya memperluas kemitraan kami sebelumnya di avtur dan BBM ritel. Kalau natural gas kami sudah coba mulai tahun depan, sementara LNG harapannya bisa jalan di 2025," ujarnya dalam diskusi virtual bersama Indonesia Investment Education, Sabtu (14/5/2022).
Haryanto menjelaskan strategi bersiap masuk ke bisnis BBG merupakan antisipasi atas tren kebutuhan industri di masa depan yang berpotensi menjadi konsumen AKRA, di mana mereka punya kebutuhan berlomba menurunkan jejak karbon alias carbon footprint, menjadi semakin hijau, dan bisnis yang lebih berkelanjutan.
"Sekarang ini LNG sudah dipakai oleh kapal-kapal kontainer keluaran terbaru. Jadi dalam waktu dekat, bisa jadi kendaraan angkut dan alat berat di sektor pertambangan atau perkebunan yang saat ini masih pakai solar, akan mulai beralih ke LNG semua. Kalau ini terjadi, AKRA punya competitive advantage dan pengalaman, sehingga konsumen yang punya rencana menekan jejak karbon sudah bisa kami akomodasi," tambahnya.
Baca Juga
Adapun, terkait bisnis BBM segmen ritel, turut hadir Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo Suresh Vembu yang mengungkap bahwa sepanjang tahun ini pihaknya masih berambisi membangun sekitar 45 pom bensin BP-AKR baru di seluruh Indonesia.
"Tahun ini sudah ada 28 SPBU BP-AKR yang beroperasi. Kalau target pembangunan baru setiap tahun bisa terlaksana, kami berharap dalam 10 tahun mendatang sudah ada 350 SPBU BP-AKR di seluruh Indonesia," jelasnya.
Beberapa inisiatif yang akan diusung AKRA untuk mencapai target ini, salah satunya insentif buat masyarakat atau pemilik lahan di daerah yang berminat menjadi mitra membuka SPBU BP-AKR dengan skema dealer operated. AKRA berharap sekitar 70 persen dari total SPBU BP-AKR terbangun dengan skema ini.
Terakhir, AKRA dan BP pun sudah siap mengembangkan BP-AKR sebagai stasiun pengisian stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) alias tempat charger mobil listrik. BP sendiri telah memiliki teknologi dan pengalaman membangun infrastruktur charging station secara masif di Eropa.
"Kami sudah mempersiapkan teknologi dan spot infrastruktur charging station kendaraan listrik di setiap pom bensin BP-AKR. Tapi mungkin secara bisnis, baru berani kami bangun secara masif kalau kendaraan berbasis baterai di Indonesia jumlahnya sudah sekitar 25.000 sampai 30.000 unit," tutupnya.
AKRA mendukung penuh agar kendaraan berbasis baterai di Indonesia makin marak, kendati perseroan hidup dari lini bisnis di bidang distribusi BBM. Sebab, AKRA juga akan terciprat cuan dari kebutuhan industri terkait akan pasokan bahan-bahan kimia dasar, yang beberapa di antaranya hanya AKRA yang memiliki keahlian teknis untuk memenuhinya.