Bisnis.com, JAKARTA – Harga bitcoin kian hari kian ambles. Hal ini menjadi momok bagi para investor kripto.
Mengutip Bloomberg, harga bitcoin pada perdagangan Kamis (12/5/2022) tercatat menurun 6,54 persen di kisaran US$27.092 dalam 24 jam terakhir.
Dalam seminggu, bitcoin melorot 23,59 persen. Sementara dalam sebulan ini, bitcoin sudah terkerek 32,41 persen.
Sedangkan Ethereum (ETH) juga merosot 11,41 persen ke level US$1.839. Dalam sepekan ETH terpantau turun 30,19 persen.
Coinbase, platform trading kripto asal Amerika Serikat mengungkapkan ada kekhawatiran investor akan risiko bangkrut akibat merosotnya bitcoin tersebut.
CEO Coinbase, Brian Armstrong menyatakan, perseroan memegang setidaknya US$256 miliar mata uang tradisional dan kripto atas nama pelanggan per Maret 2022.
Baca Juga
Adanya risiko kebangkrutan seiring dengan peraturan terbaru yang dikeluarkan oleh regulator pasar keuangan Amerika Serikat yaitu Securities and Exchange Commission (SEC) yang mewajibkan platform kripto memasukkan asep kepemilikan kripto pelanggan sebagai aset di neraca perusahaan.
“Kami tidak memiliki risiko kebangkrutan, namun kami memasukkan faktor risiko baru berdasarkan persyaratan SEC yang disebut SAB 121, yang merupakan pengungkapan baru yang diperlukan untuk perusahaan publik yang memiliki aset kripto untuk pihak ketiga,” kata Armstrong sebagaimana dikutip dari New York Post, Kamis (12/5/2022).
Bitcoin terus merosot seiring dengan amblesnya TerraUSD yang kehilangan patokan (peg) dolarnya pada pekan ini.
Mengutip CNBC International, analis menyebut level harga US$30.000 sebagai pengunci nilai pasar kripto berdasarkan kapitalisasi pasar. Jika harga kripto merosot melebihi standar tersebut, ada kemungkinan bakal ambles semakin dalam.
TerraUSD juga mengalami penurunan hampir 100 persen dalam seminggu terakhir, menembus batas sebesar US$1.