Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramayana (RALS) Balikkan Rugi Jadi Laba, Penjualan Diprediksi Tumbuh 40 Persen Tahun Ini

Sepanjang kuartal I/2022. Ramayana (RALS) mengantongi laba bersih sebesar Rp30,84 miliar, berbalik dari kerugian senilai Rp85,26 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Gerai Ramayana Prime yang dikelola PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) di Cibubur./Bisnis-Novita Sari Simamora
Gerai Ramayana Prime yang dikelola PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) di Cibubur./Bisnis-Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menorehkan kinerja positif sepanjang kuartal I/2022. Perseroan tercatat mengantongi laba bersih sebesar Rp30,84 miliar, berbalik dari kerugian senilai Rp85,26 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Perolehan laba RALS tak lepas dari kenaikan pendapatan sebesar 22,32 persen menjadi Rp600,53 miliar, dibandingkan dengan Rp490,94 miliar pada kuartal I/2021.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan dari penjualan barang beli putus segmen pakaian dan aksesori menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp 326,27 miliar, sementara penjualan barang swalayan menyumbang Rp156,78 miliar.

Sementara itu, pendapatan dari komisi penjualan konsinyasi tercatat sebesar Rp117,47 milia yang terdiri atas penjualan pakaian dan aksesori oleh pihak ketiga sebesar Rp116,39 miliar dan penjualan barang swalayan sebesar Rp1,08 miliar.

Berdasarkan segmen lokasi, penjualan paling besar berasal dari wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dengan nilai Rp384,53 miliar. Sementara itu, Sumatra menyumbang Rp109,39 miliar, Sulawesi dan Papua sebesar Rp53,86 miliar, dan Kalimantan sebesar Rp52,74 miliar.

Sampai akhir Maret 2022, jumlah aset RALS mencapai Rp5,40 triliun, meningkat dari posisi Desember 2021 sebesar Rp5,08 triliun.

Di sisi lain, liabilitas perseroan juga naik menjadi Rp1,80 triliun pada Maret 2022 dari posisi Desember 2021 sebesar Rp1,48 triliun. Ekuitas RALS sampai akhir kuartal I/2022 mencapai Rp3,60 triliun, naik tipis dari posisi Desember Rp3,59 triliun pada Desember 2021.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny dalam risetnya yang dipublikasi Selasa (10/5/2022) menyebutkan kinerja RALS pada Kuartal I/2022 sejalan dengan estimasi konsensus. Meski demikian, penjualan pada Kuartal I/2022 masih 43 persen di bawah level kuartal I/2019 atau sebelum pandemi mengingat segmen konsumen yang ditargetkan RALS belum sepenuhnya pulih.

RALS tetap berpeluang membukukan penjualan dan laba yang lebih besar pada kuartal selanjutnya, didorong oleh belanja momen Lebaran. Mulai pulihnya arus mudik pada Lebaran tahun ini, kata Andreas, menjadi sinyal bagi peritel bahwa penjualan mendekati masa normal.

“RALS bersama dengan asosiasi peritel nasional mengestimasi level pemulihan mencapai 70—80 persen dibandingkan dengan masa normal untuk segmen menengah ke bawah dengan penjualan per meter persegi mencapai 69 persen posisi 2019,” tulis Kenny dalam risetnya.

Laba bersih RALS pada 2022 diperkirakan tumbuh 78,2 persen menjadi Rp379 miliar yang akan ditopang kenaikan penjualan 46,2 persen menjadi Rp3,2 triliun. Margin laba kotor RALS diperkirakan akan mulai normal ke posisi 46,7 persen sampai 43,1 persen seiring dengan Langkah perusahaan menambah diskon untuk menarik tingkat kunjungan.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham RALS dengan target harga Rp1.000. RALS dipandang tetap menjanjikan untuk dicermati meski kinerjanya cenderung tertinggal dari perusahaan ritel sejenis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper