Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tesla Beli Nikel dari Vale SA, Produksi INCO di Indonesia Siap Naik

Vale Indonesia (INCO) bakal menaikkan produksi nikel di proyek Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Tesla Inc. mengungkapkan kesepakatan untuk membeli nikel dari raksasa pertambangan global Vale S.A., induk usaha PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Mengutip Bloomberg, Senin (9/5/2022), kesepakatan Tesla dan Vale terungkap dalam laporan tahunan Tesla tentang dampak global perusahaan, yang juga memberikan data terperinci mengenai komposisi tenaga kerja di AS.

Laporan tahunan produsen kendaraan listrik itu dirilis pada Jumat (6/5/2022), yang merupakan pandangan paling komprehensif yang diberikan Tesla tentang hubungan pemasok logamnya. Ini adalah topik yang semakin diminati karena permintaan industri otomotif global untuk baterai EV telah melebihi pasokan.

Tidak seperti kebanyakan produsen mobil besar lainnya, Tesla telah berusaha untuk memproduksi sel baterai sendiri dan membeli bahan baku langsung dari produsen logam.

Sementara itu, di Indonesia, Vale Indonesia (INCO) bakal fokus menggarap proyek pengolahan dan produksi nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan, kesepakatan Tesla dengan Vale S.A belum ada hubungannya dengan operasional atau sumber nikel di Indonesia.

Seperti diketahui, bisnis logam dasar Vale S.A meliputi wilayah operasi di Kanada, Brasil, Inggris, Korea Selatan, Jepang, China, Taiwan, Indonesia, Kaledonia Baru, dan Zambia.

“Kami tidak dapat memberi tahu sumber kesepakatan [nikel dengan Tesla] dari mana saja. Kami tidak bisa bicara atas nama induk usaha,” kata Bernardus kepada Bisnis, Senin (9/5/2022).

Saat ini, Vale bersama mitra strategisnya asal China, Shejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou), fokus menggarap proyek nikel di Pomalaa yang diprediksi bisa memproduksi sampai dengan 120.000 ton per tahun. Jumlah ini lebih besar tiga kali lipat dari rencana semula bersama Sumitomo, yang memutuskan hengkang dari Pomalaa.

Adapun proses konstruksi proyek Pomalaa ditargetkan tuntas dalam waktu tiga tahun untuk kemudian beroperasi secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper