Bisnis.com, JAKARTA – Tesla Inc. mengungkapkan kesepakatan untuk membeli nikel dari raksasa pertambangan global Vale S.A., induk usaha PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Mengutip Bloomberg, Senin (9/5/2022), kesepakatan Tesla dan Vale terungkap dalam laporan tahunan Tesla tentang dampak global perusahaan, yang juga memberikan data terperinci mengenai komposisi tenaga kerja di AS.
Laporan tahunan produsen kendaraan listrik itu dirilis pada Jumat (6/5/2022), yang merupakan pandangan paling komprehensif yang diberikan Tesla tentang hubungan pemasok logamnya. Ini adalah topik yang semakin diminati karena permintaan industri otomotif global untuk baterai EV telah melebihi pasokan.
Tidak seperti kebanyakan produsen mobil besar lainnya, Tesla telah berusaha untuk memproduksi sel baterai sendiri dan membeli bahan baku langsung dari produsen logam.
Sementara itu, di Indonesia, Vale Indonesia (INCO) bakal fokus menggarap proyek pengolahan dan produksi nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan, kesepakatan Tesla dengan Vale S.A belum ada hubungannya dengan operasional atau sumber nikel di Indonesia.
Baca Juga
Seperti diketahui, bisnis logam dasar Vale S.A meliputi wilayah operasi di Kanada, Brasil, Inggris, Korea Selatan, Jepang, China, Taiwan, Indonesia, Kaledonia Baru, dan Zambia.
“Kami tidak dapat memberi tahu sumber kesepakatan [nikel dengan Tesla] dari mana saja. Kami tidak bisa bicara atas nama induk usaha,” kata Bernardus kepada Bisnis, Senin (9/5/2022).
Saat ini, Vale bersama mitra strategisnya asal China, Shejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou), fokus menggarap proyek nikel di Pomalaa yang diprediksi bisa memproduksi sampai dengan 120.000 ton per tahun. Jumlah ini lebih besar tiga kali lipat dari rencana semula bersama Sumitomo, yang memutuskan hengkang dari Pomalaa.
Adapun proses konstruksi proyek Pomalaa ditargetkan tuntas dalam waktu tiga tahun untuk kemudian beroperasi secara bertahap.