Bisnis.com, JAKARTA – Stok minyak sawit (CPO) di Malaysia tercatat mencapai level tertinggi dalam 5 bulan terakhir pada April 2022. Malaysia sebagai negara pemasok sawit terbesar kedua dunia mengalami penurunan ekspor di tengah rapor produksi terus meningkat.
Direktur Broker Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor Malaysia Paramalingam Supramaniam menuturkan, kebijakan pemerintah Indonesia yang secara tiba-tiba melarang ekspor sawit turut menyebabkan tingginya permintaan sawit dari Malaysia pada Mei 2022.
“Kami melihat ketersediaan sawit yang lebih sedikit pada bulan Mei, jika larangan ekspor diperpanjang maka kondisi ini akan berlangsung hingga Juni,” ujar Supramaniam dikutip dari Bloomberg, Jumat (6/5/2022).
Stok CPO Malaysia tercatat meningkat 12,9 persen dari bulan sebelumnya, menjadi 1,66 juta ton. Berdasarkan survei Bloomberg, kenaikan ini termasuk yang paling tinggi sejak Oktober 2021.
Produksi CPO pun meningkat 5 persen menjadi 1,58 juta ton sedangkan ekspor merosot 13 persen menjadi 1,10 juta ton.
Kendati stok CPO terus meningkat, harga minyak sawit tetap melonjak. Patokan harga terbaru pekan lalu tercatat 7.104 ringgit Malaysia per ton atau US$1.634 per ton.
Baca Juga
Pekan ini pasar kembali dibuka setelah libur tiga hari, dengan peningkatan total harga 44 persen pada tahun ini. Sementara itu, Supramaniam mengatakan, India sebagai negara importir sawit terbesar akan sangat bergantung pada Malaysia.
“Investor juga tetap waspada terhadap kondisi di beberapa daerah pertanian di Amerika Serikat, yang mungkin mendorong harga minyak kedelai sebagai komptetitor minyak sawit,” tutupnya.