Bisnis.com, JAKARTA — Produsen produk olahan unggas Belfoods, PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) membukukan kenaikan penjualan sebesar dua digit pada 2021. Kenaikan ini diikuti dengan laba bersih yang lebih tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan SIPD pada 2021 mencapai Rp5,43 triliun. Nilai ini 25,29 persen lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya sebesar Rp4,34 triliun.
Penjualan SIPD ditopang oleh segmen pakan yang berkontribusi 67,80 persen pada total penjualan. Penjualan pakan tercatat naik 29,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp2,84 triliun pada 2020 menjadi Rp3,68 triliun sepanjang 2021.
Segmen makanan siap saji menjadi kontributor terbesar kedua dengan nilai penjualan mencapai Rp558,60 miliar pada 2021, meningkat dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp469,90 miliar.
Segmen ayam umur sehari atau DOC dan ayam potong juga tumbuh, masing-masing sebesar 7,28 persen YoY dan 30,43 persen YoY menjadi Rp422,64 miliar dan Rp306,91 miliar.
Beban pokok penjualan SIPD juga naik signifikan, dari Rp3,70 triliun pada 2020 menjadi Rp4,89 triliun atau 32,15 persen YoY. Kenaikan signifikan pada bahan baku yang mencapai 36,92 persen YoY menjadi pendorong naiknya beban pokok penjualan. Biaya bahan baku yang digunakan Sreeya Sewu sepanjang 2021 mencapai Rp4,63 triliun.
Baca Juga
Kenaikan ini membuat laba kotor Sreeya Sewu turun 14,80 persen YoY dari Rp633,94 miliar pada 2020 menjadi Rp540,09 miliar pada 2021. Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas naik 5,09 persen secara tahunan dari Rp14,33 miliar menjadi Rp15,06 miliar sepanjang 2021.
Adapun hingga akhir Desember 2021, total aset SIPD naik menjadi Rp2,79 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2020 sebesar Rp2,61 triliun. Jumlah liabilitas perseroan juga naik dari Rp1,71 triliun di akhir 2020, menjadi Rp1,86 triliun pada akhir 2021.
Sementara itu, total ekuitas perseroan naik menjadi Rp926,01 miliar, dari Rp900,76 miliar pada akhir Desember 2020.
Chief Financial Officer sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) Sri Sumiyarsi mengatakan kenaikan harga bahan baku seperti bungkil kedelai atau soybean meal berdampak langsung pada produksi perseroan. Dia menyebutkan terjadi kenaikan biaya produksi yang tidak terhindari.
“Namun kenaikan cost ini tidak bisa secara langsung berdampak ke harga jual. Kami harus berupaya untuk menyeimbangkan antara volume, cost, dan biaya secara maksimal,” kata Sri Sumiyarsi, Selasa (22/2/2022).
Dia menambahkan perusahaan juga melakukan penyesuaian dalam formula pakan dengan penggunaan bahan baku pengganti tanpa mengurangi kualitas produk.