Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Menyusul Laporan Ekonomi AS yang Tersungkur

Harga emas sedikit positif setelah laporan angka PDB AS negatif untuk kuartal I/2022.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis (28/4/2022) waktu New York, namun masih bercokol di bawah level psikologis US$1.900, setelah laporan produk domestik bruto (PDB) AS kuartal pertama tahun ini mengecewakan.

Mengutip Antara, Jumat (29/4/2022), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$2,6 atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada US$1.891,3 per ounce. Emas merosot US$15,4 atau 0,81 persen menjadi US$1.888,70 per ounce sehari sebelumnya (27/4).

Emas berjangka meningkat US$8,1 atau 0,43 persen menjadi US$1.904,10 pada Selasa (26/4), setelah anjlok US$38,30 atau 1,98 persen menjadi US$1.896,00 pada Senin (25/4), dan merosot US$13,9 atau 0,71 persen menjadi US$1.934,30 pada Jumat (22/4).

"Harga emas sedikit positif setelah angka PDB AS negatif yang awalnya memicu beberapa gagasan bahwa mungkin Federal Reserve tidak bisa seagresif pengetatan kebijakan moneternya," kata analis senior Kitco Jim Wycoff.

"Akhir-akhir ini lebih banyak penurunan untuk emas karena indeks dolar AS mencapai level tertinggi dan imbal hasil obligasi naik... Ekonomi tetap dalam kondisi yang cukup baik dan inflasi perlu dikendalikan."

Ekonomi AS secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal pertama di tengah kebangkitan kasus Covid-19 dan penurunan dana bantuan pandemi dari pemerintah, sementara permintaan domestik tetap kuat. Sementara itu, klaim pengangguran mingguan turun 5.000 menjadi 180.000.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (28/4) bahwa PDB AS turun pada tingkat tahunan 1,4 persen di kuartal pertama tahun ini, di bawah ekspektasi para analis untuk kenaikan satu persen.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun 5.000 menjadi 180.000 dalam pekan yang berakhir 23 April. Penurunan itu sejalan dengan perkiraan ekonom.

Namun demikian, penguatan indeks dolar AS sedikit membatasi pertumbuhan emas. Indeks dolar menguat pada Kamis (28/4) ke level tertinggi sejak Desember 2002 di tengah pelemahan yang meluas di rival utamanya.

"Dengan Fed diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin dan mungkin 75 basis poin dalam dua pertemuan berikutnya setelah 4 Mei, dolar akan tetap dalam permintaan... Sangat sulit untuk menjadi bullish pada emas saat ini," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index.

Kenaikan suku bunga yang cepat akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 32,4 sen atau 1,38 persen, menjadi ditutup pada US$23,181 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$0,7 atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada US$911,1 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper